Sabtu, 4 Oktober 2025

Anggap Maskapai Penerbangan Tertekan, YLKI Sarankan Harga Tiket Pesawat Dinaikkan Bertahap

Ketua YLKI Tulus mengaku dapat memahami kondisi yang tengah dihadapi maskapai penerbangan nasional.

Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM/RIA
Dirut Citilink Juliandra Nurdjajo, Ketua YLKI Tulus Abadi, Ketua INACA Ari Ashkara, Anggota ORI Alvin Lie saat jumpa pers di Jakarta 

Laporan Wartawan Tibunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya harga tiket pesawat khususnya untuk rute domestik akhir-akhir ini menimbulkan banyak keluhan di masyarakat.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, kondisi tersebut akibat adanya jumlah kenaikan harga yang terlalu besar.

Hal ini terlepas dari harga tiket tidak melanggar aturan tarif batas atas (TBA) yang ditetapkan pemerintan.

"Dalam kasus kemarin yang ramai di publik, memang saya kira masyarakat shock, di sisi lain maskapai gagal memahami psikologi konsumen. Dalam harga bukan semata-semata melanggar atau tidak besaran tarif, tapi memang ada hal yang diperhatikan," kata Tulus dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

"Kenapa shock sudah terbiasa dengan tarif murah, terjangakau atau diskon ketika dicabut jadi shock. Seperti dulu subsidi BBM dicabut kan heboh, ini yang tidak dipahami konsumen," tambahan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo mengklaim, sebagai maskapai berbiaya murah (LCC), pihaknya selama ini memberi potongan harga di tarif tiket pesawat.

Baca: Ikuti Jejak Lion Air, Maskapai Citilink Hapus Kebijakan Bagasi Gratis

Dengan meningkatnya nilai tukar dolar dan valas beberapa tahun terakhir, Citilink terpaksa putar otak mencari pendapatan lain demi menyelematkan kondisi finansial perusahaan.

Tulus mengaku dapat memahami kondisi yang tengah dihadapi maskapai penerbangan nasional. Meski begitu, ia meminta agar kenaikan harga tiket pesawat bisa diterapkan secara perlahan.

Kenaikan harga tersebut, lanjut Tulus, perlu dibarengi dengan peningkatan layanan penerbangan.

"Ke depan harapan saya kalau naik, naiklah secara bertahap, kalau tidak itu konyol. Perhatikan psikologi konsumen dan daya belinya," ucapnya.

"Yang harus ditingkatkan adalah on time performance. Ekspektasi publik tak ada batasnya, sehingga didorong terus peningkatan dari semua lini," imbuhnya.

Selain itu, Tulus meminta agar pemerintah turut memberikan insentif kepada maskapai-maskapai penerbangan nasional guna menekan biaya operasional.

"Saya doronh pemerintah berikan insentif ke industri penerbangan. Kalau semua ditimpakan maskapai atau konsumen tentu semuanya berat. Sekali lagi kita tidak pengin ada maskapai collapse atau ambruk," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved