Di Tangan Para Anak Muda, Produk Keramik dari Pagerjurang Klaten Bisa Tembus Pasar Dunia
Klaster Bina Muda Keramik, yang terdiri dari 50 perajin yang masuk dalam organisasi pemuda asal Klaten, kembangkan produk gerabah untuk pasar dunia.
(TribunSolo.com/Garudea Prabawati)
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Membuat usaha mandiri sembari melestarikan budaya lokal merupakan hal yang yang sulit dilakukan saat ini.
Namun, Klaster Bina Muda Keramik, yang terdiri dari 50 perajin yang masuk dalam organisasi pemuda asal Klaten, Jawa Tengah ini, membuktikan hal itu tetap bisa dilakukan.
"Klaster ini dibentuk, karena kami rasa warisan nenek moyang kerajinan gerabah sudah mulai luntur dan tidak banyak yang melestarikan," kata Ketua Klaster Bina Muda Keramik, Heri Irwanto, kepada TribunSolo.com, Rabu (2/1/2019).
Dari sinilah semangat untuk melestarikan dilakukan oleh para pemuda, membangun usaha mandiri sambil ikut serta melestarikan budaya lokal.
Terlebih saat ini pemuda di Kampung Pagerjurang, Klaten, ini sudah sangat sedikit yang merantau.
Kebanyakan dari pemuda-pemuda ini lebih senang mengembangkan produksi dan pemasaran gerabah.
Selain itu Kampung Pagerjurang tengah mempromosikan desanya sebagai lokasi wisata.
"Jadi wisatawan diajak untuk belajar membuat gerabah," tuturnya.
Pihaknya berujar, Klaster Bina Muda Keramik awalnya hanya memproduksi gerabah peralatan dapur saja.