Selasa, 7 Oktober 2025

Rupiah Melemah, Garuda Indonesia Ubah Rencana Operasi

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia ikut terkena dampak dari adanya pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pesawat Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Desa/Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Kamis (24/5/2018). Pendaratan pesawat Kepresidenan menjadi pendaratan perdana (historical landing) di bandara seluas 1.800 hektare itu, sekaligus menandai bandara tersebut resmi beroperasi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Maskapai penerbangan Garuda Indonesia ikut terkena dampak dari adanya pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala Mansury mengatakan dengan pelemahan rupiah ditambah dengan harga  bahan bakar yang meningkat membuat Garuda merubah rencana produksinya.

"Kalau kita lihat jumlah produksi kita dalam 2 tahun ini dengan adanya fuel meningkat dan rupiah depresiasi, itu rencana produksi kita berubah," kata Pahala saat menggelar konferensi pers di Kantor Garuda Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (31/7/2018).

Pahala menjelaskan jika rupiah tidak melemah, seharusnya pendapatan Garuda tahun 2018 ini bisa tumbuh 12 persen.

Sedangkan Garuda pada semester satu 2018 mencatatkan pendapatan operasional yang meningkat 5,9 persen menjadi menjadi 1,9 dolar AS yang dibandingkan semester I 2017 sebesar 1,8 dolar AS.

Hingga akhir tahun Garuda Indonesia pun menargetkan bisa mencetak laba bersih sekitar 8- sampai 10 juta dolar AS.

"Kalo kita keluarkan pengaruh rupiah, total revenue kita harusnya tumbuh sekitar 12 persen," ungkap Pahala.

Baca: Robby Purba Minta Netizen Kirim Doa Selepas Salat untuk Ibundanya yang Alami Kecelakaan Tunggal

Garuda Indonesia pun memutuskan untuk menunda pengiriman pesawat baru sehingga jumlah pesawat hingga akhir tahun dipertahankan sebanyak 202 unit.

Jika ada pesawat baru yang datang pesawat lama dikembalikan sehingga tidak membebankan biaya operasi.

"Kemudian kita sudah bersepakat utk melakukan penundaan pesawat, kita mungkin sampai akhir tahun ini jumlah pesawat kita tetap sama sekitar 202, jadi kalau Citilink ada nambah 3, sebenernya dia balikin lagi 3, garuda juga gitu," kata Pahala.

Perusahaan berplat merah itu pun tetap berupaya untuk meningkatkan pendapatan misalnya mulai fokus menggarap penerbangan internasional misalnya Denpasar-Xi'an, Denpasar-ZhengZhou.

"Kita tetap ekspansi, kita yang terbesar itu di rute internasional tahun ini dan mungkin tahun depan, sambil kita tingkatkan juga utilisasi pesawat kita," tutur Pahala.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved