Kamis, 2 Oktober 2025

Gejolak Rupiah

Indef Dorong BI Naikkan Suku Bunga Acuan untuk Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia bisa menaikkan tingkat suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
Tribunnews/JEPRIMA
Seorang karyawan saat menghitung mata uang dalam bentuk pecahan Rp 50.000 dan pecahan Rp 100.000 di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, Selasa (24/4/2018). Nilai tukar rupiah dipasar spot ditutup menguat 86 poin atau 0,62% ke level Rp 13.889 per dolar AS. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara, menyatakan Bank Indonesia bisa menaikkan tingkat suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Pasalnya, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hari ini loyo ke level Rp 14.004 per dolar AS. Day range rupiah berada di kisaran Rp 14.004 hingga Rp 14.043 per dolar AS. Sementara, pelemahan rupiah sejak awal tahun sebesar 3,29 persen.

Baca: Pelemahan Rupiah Berpotensi Tembus Rp 14.200 per Dolar AS

Menurut Bhima, bank sentral harus lebih kreatif dalam upaya menstabilkan nilai tukar, salah satunya dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate sebesar 25 hingga 50 bps.

“Jika kondisi mendesak BI bisa naikkan bunga acuan 25-50 bps. Kenaikan bunga acuan diharapkan bisa menaikkan return instrumen investasi di Indonesia sehingga dana asing tidak melanjutkan capital flight,” kata Bhima kepada Tribunnews.com, Selasa (8/5/2018) di Jakarta.

Memang diakui Bhima, seiring langkah bank sentral menstabilkan rupiah, cadangan devisa Indonesia diprediksi bakal tergerus.

Dia memperkirakan, cadangan devisa pada akhir April 2018 merosot hingga 123 miliar dolar AS. Dalam catatan Bank Indonesia, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2018 sebesar 126 miliar dolar AS.

“Cadangan devisa pastinya akan terus tergerus untuk stabilitas nilai tukar. Bank Indonesia tidak bisa andalkan cadangan devisa sebagai satu-satunya instrumen untuk stabilitas nilai tukar,” ungkapnya.

Secara terpisah, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan membuka ruang untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate menyikapi perkembangan kondisi ekonomi dalam negeri.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, bank sentral akan melakukan penyesuaian suku bunga acuan dengan catatan, apabila kondisi ekonomi seperti inflasi termasuk nilai tukar rupiah yang depresiasinya mempunyai dampak buruk bagi stabilitas sistem keuangan.

“Belum tentu akan naik, tetapi jika perlu kami tidak ragu penyesuaian tingkat bunga untuk jaga stabilitas keuangan dan inflasi yang sesuai," kata Agus Martowardojo, Senin (30/4/2018) dalam jumpa pers usai Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved