Produk UKM asal Indonesia Berpeluang Bersaing di Pasaran Internasional
Terdapat 7 jenis komoditas unggulan desa dipamerkan, yaitu bahan non-pokok, bahan pokok, herbal. kerajinan, kopi, makanan ringan, dan destinasi wisata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Pemerintah Indonesia berupaya memfasilitasi usaha kecil dan menengah (UKM) supaya dapat memasarkan produk hingga ke luar negeri.
Setelah sukses menggelar ajang Archipelago Exhibition (Archex) 2018, acara dengan konsep serupa akan kembali digelar.
Archex merupakan pameran produk unggulan desa. 115 Badan Usaha Milik Desa dan unit usaha ekonomi pedesaan berlangsung pada pekan ini di Kantor Kedubes Republik Indonesia untuk Malaysia.
Terdapat 7 jenis komoditas unggulan desa dipamerkan, yaitu bahan non-pokok, bahan pokok, herbal. kerajinan, kopi, makanan ringan, dan destinasi wisata.
“Kami berusaha mengekspor, tidak bisa menjadi market. Untuk itu, kami harus galakkan UKM. Seperti yang di KBRI, kami lakukan,” tutur Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana di kantor KBRI untuk Malaysia di Kuala Lumpur, Kamis (5/4/2018).
Dia menjelaskan, UKM harus dibantu pemasaran produk. Ada dua cara yang dapat dilakukan, pertama, mengundang turis mancanegara untuk datang ke Indonesia dan cara kedua, membantu ekspor barang-barang hasil dari UKM tersebut. Apabila UKM tidak dibantu akses distribusi, maka akan kesulitan.
Selama Archex berlangsung, dia menilai, acara tersebut ramai didatangi pembeli. Rata-rata, pembeli membeli bahan makanan ataupun makanan.
Melihat minat para pembeli itu, dia optimistis barang-barang hasil UKM di Indonesia dapat bersaing di pasaran luar negeri.
“Di pameran packaging bagus-bagus, persoalan adalah akses. Jadi, kalau kami berusaha kemari saya yakin 20 juta populasi Malaysia, 4 juta orang Indonesia, turis 20 juta, pangsa sangat besar. Asal, kita mau laku ternyata dan respon Malaysia besar,” ujarnya.
Rencananya, acara serupa akan dilangsungkan setiap bulan di Negara Malaysia. KBRI Indonesia untuk Malaysia siap untuk memfasilitasi.
Dalam waktu dekat, dia mengaku akan menghubungi kementerian terkait dan BUMN untuk menggelar acara.
Melalui fasilitasi itu, dia berharap, pada kemudian hari produk-produk UKM asal Indonesia dapat bersaing dengan produk lain di Negeri Jiran tersebut.
“Targetnya itu (masuk pasar Malaysia,-red). Di KBRI sifat bisnis matching, target mereka harus bisa display di supermarket Malaysia,” tambahnya.