Tujuh Pemda Paparkan Potensi Unggulan Daerah ke Pengusaha Malaysia
Masing-masing perwakilan diberikan waktu selama 10 menit untuk presentasi. Melalui layar lebar, mereka memaparkan apa saja potensi di daerah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Sebanyak tujuh perwakilan pemerintah daerah dari sejumlah wilayah di Indonesia memaparkan potensi unggulan di masing-masing daerah kepada para pengusaha Malaysia.
Acara Regional Investment Forum antara Indonesia dengan Malaysia itu dilangsungkan di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia di Kuala Lumpur, Rabu (4/3/2018).
Daerah itu antara lain, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Toraja Utara, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Bima, Kabupten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bone Bolango, dan Kabupaten Sambas.
"Bupati terbaik kami bawa ke sini. Semua mempunyai kesempatan yang sama membangun daerah," tutur Pejabat Penghubung Investasi Indonesia Malaysia yang juga merupakan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo di kantor KBRI untuk Malaysia di Kuala Lumpur, Rabu (4/3/2018).
Di kesempatan tersebut, pemerintah daerah diberikan kesempatan masing-masing untuk memaparkan potensi unggulan di daerah. Diantaranya merupakan produk pertanian, perikanan, pertambangan, dan pariwisata.
Masing-masing perwakilan diberikan waktu selama 10 menit untuk presentasi. Melalui layar lebar, mereka memaparkan apa saja potensi di daerah yang dapat menarik investor.
Adapula penayangan video mengenai produk-produk unggulan daerah.
Bupati Halmahera Barat, Danny Missy, merupakan salah satu perwakilan pemerintah daerah yang melakukan pemaparan. Dia mengungkapkan ada tiga sektor diunggulkan, yaitu pertanian, perikanan, dan pariwisata.
Dia menjelaskan, di bidang pertanian ada Jagung, Kelapa, Pala, dan Cengkeh. Dia mencontohkan untuk tanaman Kelapa luas panen 31.644 ha dan produksi 95.418 ton.
Untuk sektor perikanan, penangkapan ikan berbagai jenis dapat mencapai 78.834,30 per tahun. Selain itu terdapat tambak untuk udang dan ikan yang mencapai luas tambak 50 sampai 112 ha.
Sedangkan untuk pariwisata, di wilayah itu terdapat 120 pulau. Salah satu yang menjadi tempat tujuan wisata, yaitu Pulau Jailolo. Menurut dia, di tempat itu sudah dibangun beberapa bungalow yang didukung bumdes.
Selain itu, terdapat potensi lain, seperti pertambangan untuk emas, nikel, kaolin, gas panas bumi, dan lainnya. Untuk gas panas bumi ada dua tempat, di mana masing-masing 40 mega dan 120 mega.
"Kami persilakan apabila mau investasi. Kami memberikan perizinan paling lambat 1 hari," kata dia.
Dia menambahkan upaya Kemendes PDTT membangun desa berdampak positif bagi masyarakat di Kabupaten Halmahera Barat.
"Halmahera Barat di posisi 6.87 pertumbuhan ekonomi. Untuk pendapatan per kapita mengalami peningkatan, persentase jumlah penduduk miskin menurun dari 10.62 pada 2013 ke 7.93 pada 2018," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, membuka Archipelago Exhibition (Archex) 2018, pada Selasa (3/4/2018).
Archex 2018 merupakan pameran produk unggulan desa. Sebanyak 115 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan unit usaha ekonomi pedesaan akan berpartisipasi pada kegiatan yang berlangsung mulai Selasa sampai Rabu ini.
Terdapat 7 jenis komoditas produk unggulan desa yang akan dipamerkan dalam Archex 2018, yaitu bahan non pokok, bahan pokok, herbal/rempah, kerajinan, kopi, meka ringan, dan destinasi wisata.
Selain Archex 2018, Eko Putro, selaku pejabat penghubung investasi Indonesia-Malaysia berkunjung ke Kuala Lumpur, untuk menindaklanjuti implementasi investasi bisnis pengusaha Malaysia di Indonesia.
Acara itu dikemas dalam Business Networking Investasi Indonesia Malaysia, dan Regional Investment Forum. Kunjungan ini merupakan lanjutan dari pertemuan para pelaku bisnis Indonesia dan Malaysia di Jakarta Juni tahun lalu.
Dia menjelaskan Forum Business Networking Investasi Indonesia Malaysia akan mempertemukan para pengusaha dari Indonesia dan Malaysia. Sejumlah agenda akan dibahas, diantaranya adalah solusi kendala usaha dan nilai investasi.
Sementara itu, di dalam Regional Investment Forum, sebanyak delapan bupati dan satu walikota dijadwalkan akan memaparkan potensi investasi di daerah masing-masing kepada para calon investor dari Malaysia. Forum ini akan menjadi peluang bagi daerah dalam mempromosikan produk unggulan kawasan perdesaan mereka.