Sabtu, 4 Oktober 2025

Saham Bisa Jadi Pilihan Investasi Menarik Menjelang Pensiun

“Jika pensiun masih di atas 10 tahun lagi, sebaiknya berinvestasi di instrumen berbasis saham,” tutur Prita

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/7/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Fase menjelang pensiun, atau fase saat akan bekerja karena faktor batasan usia, pasti akan dihadapi setiap individu, terutama yang bekerja kantoran atau menyandang status sebagai pegawai.

Menghadapi fase yang baru tersebut, tentunya siapa saja perlu menyiapkan “bekal” finansial yang cukup agar selama masa pensiun tidak menghadapi kesulitan keuangan.

Perencana Keuangan Prita Hapsari Ghozie mengatakan, memasuki masa pensiun memerlukan berbagai persiapan, salah satunya adalah persiapan keuangan melalui dana pensiun

Dalam laman pribadi yang ditulis Prita bertajuk “Perencanaan Dana Pensiun” dan dipublikasi pada November 2017, dia memaparkan hasil penelitian yang menarik oleh The United Nations atau PBB yang menyatakan di tahun 2050 Indonesia akan memiliki 69,5 juta penduduk berusia lanjut dan akan membentuk 22 persen total populasi penduduk. 

Survei tersebut juga menjelaskan, hanya 23 persen masyarakat di Indonesia yang menganggap perencanaan dana pensiun menjadi hal yang memiliki urgensi.

Lalu bagaimana seharusnya kita melihat fenomena tersebut? Apalagi jika posisinya ada pada diri Anda yang juga pekerja yang akan bersiap pensiun

Instrumen Investasi 

Setidaknya ada beberapa jenis instrumen investasi yang bisa Anda pilih. Pertama adalah emas, instrumen investasi yang satu ini memiliki keunggulan karena lebih cenderung stabil dan dianggap tidak terpengaruh inflasi.

Selain itu, harga emas juga terbilang sangat jarang turun. 

Baca: Aturan Ganjil-Genap di Tol Jakarta-Cikampek Hanya Berlaku Pukul 06.00-09.00 WIB

Baca: Kapolsek di Lampung Diduga Selingkuhi Istri Anak Buahnya, Terungkap Lewat Trik Unik Ini

Kedua, adalah reksa dana. Instrumen investasi ini bisa menjadi pilihan yang memiliki kelebihan modal yang relatif kecil dan ditangani oleh manajer investasi yang sudah ahli di bidang tersebut, serta transparansi alokasi investasi.

Namun kelemahannya, Anda tidak bisa mengatur sendiri portfolionya. 

Ketiga adalah saham, investasi di instrumen ini memiliki kelebihan karena nilainya tergantung kinerja emiten. Jika perusahaan memiliki fundamental perusahaan cukup bagus, maka Anda pun bisa mendapat imbal hasil yang tinggi. 

Ditambah lagi level psikologis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tembus 6.300 poin, dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) di kisaran Rp 7.012 triliun pada tahun 2017 lalu, atau tumbuh di atas 15,34 persen. 

Prita menyarankan, investasi saham menjadi pilihan yang menarik, terutama bagi Anda yang akan berinvestasi dalam jangka panjang.

Dia menilai, berinvestasi di saham akan memiliki keuntungan, salah satunya imbal hasil yang tinggi, sesuai dengan kinerja perusahaan tercatat atau emiten di BEI. 

“Jika pensiun masih di atas 10 tahun lagi, sebaiknya berinvestasi di instrumen berbasis saham,” tutur Prita saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat petang (9/3/2018). 

Namun demikian, selain itu berinvestasi dalam ketiga instrumen tersebut Prita juga menyarankan ada alternatif investasi lain, salah satunya adalah membeli aset investasi seperti tanah dan properti.

Dengan membeli aset tersebut, nantinya akan memberikan penghasilan saat aset tersebut disewakan. 

“Di masa pensiun aset properti umumnya disewakan agar ada penghasilan bulanan untuk rumah tangga,” sebut Prita yang juga CEO ZAP Finance.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved