Selasa, 30 September 2025

Ada Motif Ekonomi, Minyak Kelapa Dituduh Berbahaya

Dimotori National Heart Saver Association berupaya menghancurkan minyak sawit dan minyak kelapa.

Penulis: Hendra Gunawan
lesserevillife.com
Minyak kelapa 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kejadian 80an di Amerika Serikat kembali terulang, minyak kelapa dituding penyebab meningkatnya serangan jantung. Saat itu didasari pendapat minyak kelapa adalah lemak jenuh berbahaya.

Dimotori National Heart Saver Association berupaya menghancurkan minyak sawit dan minyak kelapa.

Artikel yang dipublikasikan NHSA dimedia nasional Amerika berjudul ‘The Poisoning of America’ menyentak publik dan membuat pemerintah mengeluarkan aturan larangan penggunaan minyak kelapa.

Gerakan ini bisa ditebak bermotif ekonomi apalagi dengan keterlibatan ASA (American Soybean Association). Polanya pun sama bertema jantung kini oleh American Hearth Association (AHA).

Di Amerika Serikat import minyak kelapa telah dikenai pajak 3% sejak 1934. Menurut USDA ini dilakukan untuk memproteksi industri minyak sayur dalam negeri.

Memang benar minyak kelapa adalah lemak jenuh, namun yang tidak dipahami adalah minyak kelapa merupakan asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acid) ditubuh mudah terurai sehingga tidak menumpuk atau jadi plak dalam pembuluh darah. Berbeda dengan lemak jenuh berantai panjang pada dilemak hewani.

Pendapat bahwa minyak kelapa menyehatkan telah dikemukakan beberapa ahli pangan, gizi dan kesehatan. Marry G. Enig, PhD mengatakan kadungan asam laurat minyak kelapa dalam tubuh diubah menjadi monolaurin zat anti bakteri atau anti virus.

Dokter Condrado Dayrit dari Filipina bahkan mengemukakan bahwa minyak kelapa dapat meningkatkan imunitas, mengontrol kadar gula darah, tekanan darah tinggi dan menjauhkan kita dari serangan jantung.

Dr. Mehmet Oz praktisi kesehatan popular di Amerika Serikat juga menyebut minyak kelapa mengandung anti oksidan dan menghambat penuaan sel.

Pendapat para ahli tentang manfaat kesehatan minyak kelapa diatas didokumentasikan oleh Muhartoyo dari APCC. Muhartoyo mengatakan bahwa jangan-jangan Ashley May, penulis artikel ‘Coconut oil isn’t healthy.

It’s never been healthy’ yang dipublikasikan dua hari lalu di www.usatoday.com (16/6/2017) tidak memahami apa itu lemak jenuh.

Praktisi diet keto Annas Ahmad asal Jakarta juga mengatakan bahwa konsumsi minyak kelapa malah dapat menurunkan berat badan dan membuatnya merasa lebih bugar. ‘Berat badan saya turun 15 kilogram dalam 5 bulan sejak memulai rutin mengkonsumsi minyak kelapa’.

Kampanye negative ini memang aneh, terjadi disaat pasar kelapa global mulai bangkit dan bersamaan dengan serangan gencar terhadap minyak sawit.
Dampak kampanye negatif tahun 80an masih terasa kini, sektor kelapa kita hancur, petani kelapa yang sempat berjaya jadi miskin, kebun terbengkalai dan luasnya terus berkurang. Industri pengolah kelapa banyak bangkrut tutup Ardi M.Simpala dari Sahabat Kelapa Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan