Pertamina Perlu Dirut Handal dan Menguasai Bisnis Migas
Saat harga minyak yang anjlok, Pertamina membutuhkan nakhoda yang mampu melakukan terobosan yang membuat laba pertamina semakin membesar di atas 2016
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina sebagai perusahaan energi memerlukan dirut yang handal dan sudah terbukti menguasai bisnis migas.
Saat harga minyak yang anjlok, Pertamina membutuhkan nakhoda yang mampu melakukan terobosan yang bisa membuat laba pertamina semakin membesar diatas laba tahun 2016.
"Dirut pertamina harus profesional yang menguasai penuh pengetahuan tentang bisnis pertamina, memiliki leadership yang handal yang mampu menjadi perekat antar sesama insan pertamina , berkemampuan manajerial yang handal," kata Sofyano Zakaria, pengamat kebijakan energi dalam keterangan pers, Kamis (14/3/2017).
Dikatakannya, menempatkan orang untuk dirut pertamina tidak boleh coba coba karena Pertamina adalah sebuah perusahaan berhubungan dengan hajat hidup rakyat secara langsung.
Artinya dirut dan atau direksi pertamina harus pula mendapat support penuh dari seluruh pekerja pertamina .
"Kuatnya leadership Dirut , akan mampu menjaga kesatuan dan kebersamaan di pertamina. Artinya dirut harus orang yang diyakini mampu mempersatukan direksi dan juga pekerja pertamina," katanya.
Dikatakannya mengambil dirut bumn lain sebagai Dirut Pertamina akan sangat mudah mendapat penilaian dari masyarakat atau dari pekerja pertamina.
Ini disebabkan keberhasilan seorang dirut bumn apapun akan dinilai masyarakat dari keberhasilan memperoleh laba bumn yang dipimpinnya.
"Pekerja BUMN apapun pasti akan memberi penilaian positif kepada dirut yang terbukti mampu memberi laba signifikan kepada bumn yang pernah dipimpinnya," katanya.
Ini harusnya menjadi pertimbangan utama bagi presiden dan menteri bumn serta menteri terkait lainnya sehingga masyarakat tidak akan menilai pengangkatan dirut pertamina terkait dengan kepentingan politik atau kepentingan tertentu saja.
Untuk itu, Dirut Pertamina jika diambil dari external pertamina maka harusnya diambil dari dirut bumn yang terbukti berhasil membukukan laba signifikan pada bumn yang pernah dipimpinnya.
Jika ternyata pada tahun 2017 ini pertamina menurun labanya dibanding tahun 2016 , maka yang akan jadi sorotan masyarakat adalah pemerintah dan presiden.
"Ini akan mencederai kepercayaan publik terhadap presiden disamping berpengaruh pula terhadap penerimaan negara dari dividen yg disumbang oleh pertamina," katanya.
Disisi lain , keberadaan dan suara pekerja pertamina harusnya didengar oleh pemerintah.
Maju mundurnya pertamina akan bergantung besar kepada peran pekerja pertamina.
Mereka pernah "trauma" dengan isu matahari kembar yang dikembangkan di pertamina dan ini harus jangan sampai terulang.
kepemimpinan di pertamina idealnya bisa membuat pekerja "happy" karenanya sosok dirut Pertamina adalah sosok yang tidak boleh yang tidak mereka harapkan karena ini akan melahirkan dukungan semu dan tidak maksimal.
Terpuruknya harga minyak dunia mau tidak mau harus ditutupi oleh pertamina dengan terobosan bisnis lain yang bisa dikerjakan pertamina.
Artinya bisnis terobosan ini harus mendapat dukungan penuh dan solid sepenuh hati dari pekerja pertamina dan tidak bisa mengandalkan kepada perintah semata yang bergantung kepada kewenangan direksi.
Tanpa dukungan yang solid dan all out , khususnya dari direktorat yang bisa difungsikan melakukan terobosan bisnis , maka harapan pertamina bisa menyumbang pendapatan besar dari bumn kepada negara , hanya akan sebatas menjadi harapan belaka.
Berharap penerimaan pertamina bergantung kepada penjualan minyak , itu sulit terlaksana , karena besarnya laba dari penjualan minyak bergantung kepada besaran harga minyak dunia.
Sepanjang harga minyak dunia masih seperti saat ini jangan pernah berharap penjualan minyak bisa menyumbang laba dan dividen yang besar bagi pemerintah.
Ini berpengaruh terhadap kondisi keuangan pemerintah saat ini.
Memperbesar penerimaan dengan upaya Menekan cost operasional pertamina dengan efisiensi , juga nyaris tidak bisa dilakukan maksimal lagi , karena efisiensi punya batas minimal dan itu nyaris sudah dilakukan pertamina di tahun 2015 dan 2016.
Pemaksaan yang berlebihan terhadap efisiensi bisa jadi bumerang yang malah bisa membuat pertamina tak berdaya.
Sebagai BUMN energi terbesar di negeri ini, wajar pemerintah perlu berhati hati dalam menempatkan nakhoda tertinggi di pertamina dan penempatan Dirut tidak boleh coba coba atau uji coba kemampuan orang.
"Pertamina harus mampu membuktikan memberikan sumbangan keuangan bagi pemerintah di samping menjalankan misi pemerintah dalam memberi pelayanan kepada masyarakat," katanya.