Kamis, 2 Oktober 2025

Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tak Bisa Buka Banyak Lapangan Kerja

"Tumbuh 5 persen untuk negara sebesar ini, untuk menyerap angkatan kerja masuk ke lapangan keja, tidak cukup"

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS/ADIATMA
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN. Pemerintah pun menargetkan pertumbuhan di 2017 sebesar 5,1 persen.

Bank Indonesia mengaku belum puas pertumbuhan ekonomi di level 5 persen. Karena angka tersebut belum cukup banyak menyerap tenaga kerja dari jumlah total masyarakat di Indonesia

"Tumbuh 5 persen untuk negara sebesar ini, untuk menyerap angkatan kerja masuk ke lapangan keja, tidak cukup," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, di Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Menurut Mirza, pertumbuhan ekonomi paling sesuai untuk membuka lapangan kerja sesuai kebutuhan di angka 7 persen. Hal itu pun sejalan dengan target Presiden Joko Widodo untuk mencapai pertumbuhan 7 persen di 2019.

"Memang perlu pertumbuhan ekonomi di level 7 persen," ungkap Mirza.

Mirza mengenang pertumbuhan ekonomi 7 persen bisa tercapai di tahun 80-an. Kunci utamanya adalah membuka sektor industri manufaktur yang bisa menyerap tenaga kerja

"Dari manufaktur, menyerap tenaga kerja banyak," papar Mirza.

Perkembangan industri manufaktur pun berhenti pada saat krisis ekonomi terjadi di tahun 98. Pada saat itu manufaktur berubah menjadi ekspor bahan mentah.

"Setelah krisis moneter‎ 98, manufaktur berhenti menjadi pengekspor bahan mentah," ungkap Mirza.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved