OJK: Puluhan Juta Masyarakat Belum Mengakses Layanan Keuangan
OJK mencatat terdapat puluhan juta masyarakat Indonesia tidak dapat mengakses layanan keuangan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat puluhan juta masyarakat Indonesia tidak dapat mengakses layanan keuangan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, hal tersebut disebabkan penyebaran jaringan lembaga jasa keuangan formal yang tidak merata, struktur geografis dan populasi yang tersebar, ketiadaan agunan dan literasi keuangan yang rendah.
Menurutnya, survei yang dilakukan pada 2013 menggambarkan tingkat literasi keuangan masyarakat khususnya di daerah pedesaan dan daerah-daerah terpencil masih sangat rendah.
"Hanya sebesar 21,84 persen dari masyarakat kita yang berumur di atas 17 tahun telah melek keuangan (well literate) dengan tingkat penggunaan layanan keuangan formal hanya sebesar 59,74 persen," ujar Muliaman dalam acara Pusat Pengembangan Keuangan Mikro dan Inklusi atau OJK Proksi, Jakarta, Selasa (15/3/2016).
Menurut Muliaman, fenomena ini ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia, bahkan menurut survei Bank Dunia pada 2014, sekitar 38 persen atau 2 miliar orang dewasa berumur diatas 15 tahun di dunia diperkirakan tidak memiliki akses terhadap jasa keuangan formal dan sebagian besar masyarakat berpenghasilan rendah.
"Berdasarkan riset ini, 6 persen dari jumlah orang dewasa tersebut adalah di Indonesia, peringkat tiga terbesar di dunia setelah India 21 persen dan China 12 persen," ucap Muliaman.
Kondisi tersebut, kata Muliaman, tentunya kurang menguntungkan bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat luas, sebab tingkat kesejahteraan suatu masyarakat akan sejalan dengan tingkat melek keuangan dan kedekatan masyarakat terhadap akses keuangan.