Mitra Adiperkasa Bidik Pertumbuhan 7,2 Persen
Promosi akhir tahun menyebabkan penjualan bulan Desember melesat 43% dibandingkan periode sama tahun 2014.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Penjualan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) pada tahun 2015 diproyeksi tumbuh 7,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Promosi akhir tahun menyebabkan penjualan bulan Desember melesat 43% dibandingkan periode sama tahun 2014.
Marlene Tanumihardja, analis Samuel Sekuritas, mengatakan, kinerja membaik seiring pembenahan inventory level.
"Diskon-diskon fashion bertujuan agar inventory tidak terlalu menumpuk," ungkap Marlene, dalam riset awal Februari ini.
MAPI juga melakukan efisiensi produktivitas tenaga kerja. Efisiensi ini ditempuh dengan cara mengatur pekerjanya sesuai waktu kedatangan pengunjung.
Intinya, mengefisiensikan pengeluaran yang tidak perlu. Fetty Kwartati, Sekretaris Perusahaan MAPI, optimistis, penjualan tahun ini akan meningkat.
"Target pertumbuhan penjualan tahun ini 12%-13%," kata Fetty, Jumat (12/1).
Dengan pertumbuhan penjualan 7,3% tahunan, MAPI bisa mencetak pendapatan setidaknya Rp 12,68 triliun tahun lalu.
Artinya, target penjualan tahun ini Rp 14,20 triliun–Rp 14,32 triliun. Untuk mendukung target tersebut, MAPI berniat menambah luas gerai 65.000 meter persegi.
Luas gerai MAPI diperkirakan mencapai 687.000 meter persegi per akhir tahun2015. Kinerja positif ini juga diamini Bagus Adi Yoga Prawira analis Bahana Sekurities.
Perbaikan akan terasa di penjualan dengan mengecilkan diskon. MAPI juga lebih fokus ke beberapa merek yang digemari di Indonesia.
Pertumbuhan penjualan pertoko alias same store sales growth (SSSG) MAPI tahun ini diproyeksikan dapat mencapai 7%. Tahun lalu, pertumbuhan penjualan MAPI di toko yang sama hanya 5%. Strategi perseroan merambah e-commerce juga dinilai positif.
Jualan online ini dapat menyokong pemasaran dan tetap dapat bersentuhan dengan pelanggan. Pergerakan kurs rupiah juga akan membantu perbaikan kinerjanya tahun ini.
"Sebelumnya asumsi kurs itu di atas Rp 14.000, sekarang di bawah Rp 14.000 akan lebih bagus lagi," jelas Yoga.
Sekitar 60% barang dagangan MAPI merupakan produk impor. Kenyataan inilah yang menyebabkan naik turunnya nilai tukar ikut menggoyang kinerja emiten ini.