Ingin Cetak Banyak Technopreneurs, Kominfo-Huawei Bangun Pusat Inovasi
CEO Huawei Indonesia Sheng Kai mengatakan pusat inovasi ini mendorong technopreneurs dengan memberikan motivasi melalui testimoni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama PT Huawei Tech Investment (Huawei Indonesia) membuka Pusat Inovasi Kominfo-Huawei yang bertujuan untuk mencetak lebih banyak technopreneurs muda di bidang konten dan aplikasi.
CEO Huawei Indonesia Sheng Kai mengatakan pusat inovasi ini mendorong technopreneurs dengan memberikan motivasi melalui testimoni orang yang berhasil
“Selain teori, di sini juga diajarkan aturan di bidang HAKI agar mereka memahami pentingnya melindungi merek dan produk yang telah diciptakan, selain itu juga ada kelas regulalsi dan etika bisnis,” kata Sheng saat peresmian Pusat Inovasi Kominfo-Huawei di Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Dia menjelaskan, di pusat inovasi ini ada empat materi edukasi untuk membentuk technopreneurs dengan modul yang telah disesuaikan dengan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI). Materi tersebut antara lain e-commerce, mobile application, networking dan virtual reality.
Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan dapat mempelajari berbagai hal seperti pembuatan program e-commerce, HAKI terkait produk yang akan dipasarkan dan dukungan inkubasi untuk mengembangkan platform.
“Hak atas kekayaan intelektual yang dihasilkan pusat inovasi ini bukan milik Kominfo atau Huawei, namun milik pribadi. kami juga akan mengadakan kompetensi untuk pemenang agar dibantu untuk mendaftarkan HAKI atas karya mereka,” tambah Sheng.
Terdapat dua fasilitas yang disiapkan, yaitu pelatihan TIK berkelanjutan termasuk masa inkubasi, serta fasilitas ruang kelas dan perangkat Virtual Desktop Infrastructure.
Bersamaan dibukanya Pusat Inovasi ini, Kominfo dan Huawei juga membuka pelatihan e-commerce bagi 100 orang yang dibagi dalam dua batch 19 Januari 2016 hingga 2 Februari 2016. Sebanyak 1270 orang mendaftar untuk mengikuti pelatihan yang berdurasi dua pekan ini.
“Peserta adalah pemilik atau pengelola toko online yang berjualan melalui akun di sosial media dan blog, proses seleksi kami lihat ide bisnisnya,” ujarnya.