Kamis, 2 Oktober 2025

Kinerja Ekspor Bulan Desember Membaik

Dia menyebutkan, November 2015 merupakan titik terendah ekspor

TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Dermaga Terminal Peti Kemas Semarang, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/11/2014). Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS beberapa pekan ini membuat para pengusaha Ekspor Impor merugi. Melemahnya rupiah hingga Rp 12.300 per dollar AS maka pengusaha Ekspor Impor harus mengeluarkan dana lebih untuk mendatangkan atau mengirim ke luar negeri. TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kinerja ekspor Indonesia pada Desember 2015 mencapai 11,89 miliar dolar AS atau naik 6,98 persen dibandingkan November 2015 11,11 miliar dolar Amerika Serikat.

Deputi Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan perbaikan kinerja ini diharapkan menjadi titik balik kinerja ekspor Indonesia.

Dia menyebutkan, November 2015 merupakan titik terendah ekspor.

Dia mengharapkan terus meningkat apalagi harga kelapa sawit mentah mulai mengalami kenaikan.

“Kami juga berharap efek bom kemarin tidak akan mengganggu karena sifatnya hanya temporer, karena perjanjian dagang tidak hanya kemarin saja,” ujar Sasmito di Jakarta, Jumat (15/1/2016)

Sasmito menjelaskan pelemahan ekonomi China tidak akan berpengaruh besar ke ekspor di Indonesia karena Amerika Serikat sebagai salah satu tujuan utama ekspor telah mengalami perbaikan.

Saat ini Indonesia mengekspor tekstil, pakaian jadi, sepatu dan elektronik

Pangsa pasar ekspor utama Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 11,62 persen, Asean 20,69 persen dan Uni Eropa sebesar 11,24 persen.

Sementara itu untuk impor bulan Desember menjadi sebesar 12,12 miliar dolar AS naik 5,32 persen dari bulan November yang mencapai 11,11 miliar dolar AS.

Peningkatan impor Desember secara bulanan (month on month/MoM) terjadi pada mesin dan pesawat mekanik sebesar 12,27 persen, besi baja sebesar 13,44 persen, kapas naik 5,87 persen, produk kimia 4,85 persen.

Sasmito menambahkan impor barang modal pada Desember mengalami peningkatan karena pemerintah mengenjot kegiatan infrastruktur. Tren peningkatan impor bahan baku ini juga akan terjadi hingga kuartal I 2016.

“Barang modal kemungkinan besar masih ‎akan mendominasi, karena pembangunan prasarana fisik kan makin kenceng di 2016 ini,”terangnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved