Senin, 29 September 2025

Kuota BBM Bersubsidi Cukup Sampai Akhir Tahun

Masyarakat yang biasa menggunakan Premium, kini banyak yang beralih ke Pertamax atau BBM non subsidi

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUN/henry lopulalan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas menyatakan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih tersisa 13,5 persen dari total 17,9 juta kiloliter. Hal tersebut mengindikasikan adanya penurunan konsumsi dan penghematan untuk bahan bakar jenis Premium dan Solar.

"Dari hasil prognosa under sekitar 13,5 persen," ujar Direktur Bahan Bakar Minyak BPH Migas Hendri Ahmad di Jakarta, Selasa (15/12/2015).

Meski konsumsi BBM bersubsidi mengalami penurunan, Hendri mengatakan BPH Migas tetap meningkatkan efektifitas pengaturan dan pengawasan.

Dalam hal ini BPH Migas melakukan penetapan alokasi/kuota BBM setiap sektor pengguna yang lebih akurat di masing-masing kabupaten/kota.

"Dari aspek pengawasan melakukan koordinasi pengawasan yg lebih efektif dengan pemda dan instansi terkait," ungkap Hendri.

Menurut Hendri konsumsi BBM jenis Premium di bawah perkiraan tidak terlepas dari adanya kebijakan Pemerintah tentang disparitas harga yang cukup kecil dan pembatasan konsumen. Karena hal tersebut, Hendri yakin masyarakat yang biasa menggunakan Premium, kini banyak yang beralih ke Pertamax atau BBM non subsidi jenis lainnya.

"Masyarakat mulai menerapkan efisiensi dalam penggunaan BBM," papar Hendri.

Sebagai tambahan, dari data BPH Migas memaparkan proyeksi Kerosine s.d 31 Des 2015 adalah 736.179 kiloliter (KL) dan Solar 14.045.666 KL dan Premium (JBKP) 11.979.450 KL. Sedangkan target untuk Kerosine 850 ribu KL, Solar 17 juta KL dan Premium 13 juta KL.

"Kalau dibandingkan kuota dan prognosa ya underlah," tegas Hendri.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan