Selasa, 7 Oktober 2025

Ini Solusi ala Harley Davidson untuk Bisnis yang Hampir Bangkrut

Siapa yang tak mengenal motor Harley Davidson (HD), motor gede fenomenal dan mendunia ternyata pernah hampir bangkrut, ini kisahnya.

Penulis: Robertus Rimawan
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Siapa yang tak mengenal motor Harley Davidson (HD), motor gede fenomenal dan mendunia ternyata pernah hampir bangkrut, ini kisahnya.

Pada tahun 90-an Harley Davidson merupakan produk yang berkilau, bahkan tahun 2000-an dianggap sebagai produk yang paling bergengsi.

Motor harley Davidson dimiliki mulai dari pejabat tinggi, pengusaha kaya, juga para selebriti dunia.

Pada tahun 2003 Harley Davidson merayakan ultahnya yang ke-100 di Milwaukee USA.

Puluhan ribu orang datang dengan sepeda motornya.

Seperti dikutip dari buku 'Change!' karya Rhenald Kasali acara tersebut pada radius 150 km dari pusat kegiatan sudah penuh sejak satu bulan sebelumnya.

Mereka datang lengkap dengan aksesori-aksesori yang identik atau seolah menjadi identitas mereka antara lain jaket kulit, sepatu boot, rantai kalung, ikat kepala dan atribut komunitas masing-masing daerah.

Yang datang bukan hanya dari Amerika Serikat saja namun juga dari Eropa Barat, Rusia, Afrika Selatan, Jepang, China dan Indonesia.

Menurut Rhenald Kasali ternyata HD tak semudah membalikkan telapak tangan untuk bisa mencapai posisi seperti ini.

HD pernah tiga kali menjalani masa-masa sulit, bahkan nyaris ditutup karena bangkrut.

harley pernah populer di masa perang dunia sempat terguncang di tahun 1950-an.

Penyebabnya yakni kejadian di tahun 1947, pada perayaan kemerdekaan Amerika (4 Juli) yang disponsori oleh The American Motorcycle Association di Holister California.

Pada hari itu sekelompok orang sebanyak 500-an mengamuk dan merusak berbagai gedung dan restoran di sana.

Ratusan orang tersebut lengkap dengan atribut mereka, bersenjata pistol dan pisau mengamuk.

Insiden berdarah tersebut membekas cukup lama dan dimuat di Majalah Life.

Sejak itu Harley identik dengan gangster, kriminal, 'the bad boys', 'Hell's Angels, pemabuk dan sebagainya.

Pada saat itu Harley terpuruk dan dan mengalami dampak dari citra negatif.

Meski demikian pada tahun 60-an HD terselamatkan dengan generasi remaja yang mencitrakan diri anti kemapanan, pro kemerdekaan, kebebasan dan pemberontakan.

Kelompok remaja ini menyukai simbol Harley sehingga HD kembali berjaya.

Tapi tahun 1969 HD kembali hadapi masalah, kali ini motor ini kalah bersaing dengan gempuran produk dari Jepang.

HD gagal memenuhi permintaan pasar dan akhirnya bangkrut.

Muncul penyelamat. pada tahun 1981 tiga belas eksekutif HD tampil dengan berani dan membeli HD.

CEO Vaugn Beals bersama dengan Jeff Beustein mencari sumber dana dan mengambil alih HD.

Untuk bangkit dari keterpurukan ini cara-cara yang ditempuh:

1) HD merekrut bukan karyawan melainkan orang dengan sifat misionaris yakni orang bertipe aktivis.

Mereka mencintai, mengendarai dan menghayati karakter produk HD.

Dalam rekrutmen Vaughn Beals hanya bertanya: "Ceritakan kepada saya sesungguhnya, kalau Anda tidak bekerja di sini apakah Anda tetap mencintai HD dan tetap mengendarainya?"

2) Love and Respect Your Customer. Para misionaris itu tentu mencintai produknya.

Dan sebagai bentuk kecintaan terhadap produk mereka harus mencintai dan mendengarkan customernya.

Mereka bukan 'menjual' produk melainkanmengajak orang lain terlibat secara ekspresif.

3) Create a Community of Consumers. Mereka menganggap pelanggan bukan semata-mata konsumen melainkan keluarga.

layaknya anggota keluarga, mereka saling mencintai dan membutuhkan wadah untuk melakukan semacam 'arisan' rutin, seperti jalan bersama atau berkegiatan sosial bersama.

Jadi semacam gaya hidup yang dibentuk tidak secara instan melainkan berproses.

Bahkan para anggota komunitas menunjukkan partisipasinya, dengan bangga mereka menunjukkan simbol atau logo perusahaan, di jaket kulit, topi, stiker bahkan tato.

4) Celebrate Uncommon Sense. HD dipasarkan dengan keberanian untuk bertolak belakang, untuk menciptakan perbedaan-perbedaan.

Melakukan sesuatu di luar kotak terutama dalam pemasaran, iklan dan sebagainya.

~~~

Langkah-langkah tersebut terbilang radikal jarang dikenal di pemasaran konvensional.

HD mengajak konsumen bukan sekedar pemakai namun juga pewarta yang mengajak koleganya untuk bergabung.

Keren bukan? Semoga menginsipirasi usaha Anda.(*)

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved