BI Rate Harus Dipertahankan Agar Rupiah Tidak Semakin Lemah
BI Rate Harus Dipertahankan Agar Rupiah Tidak Semakin Lemah
Penulis:
Seno Tri Sulistiyono
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah Bank Indonesia (BI) tidak menurunkan suku bunga acuan (BI Rate), dinilai ekonom sebagai langkah yang tepat dalam menjaga rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan, ancaman pelemahan rupiah pada saat ini cukup besar dari faktor eksternal, sehingga keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen hingga sekarang perlu diapresiasi.
"Saya sepakat dengan BI untuk BI Rate di tahan dulu, rupiah ini sekarang masih rentan dan lebih baik fokus dulu ke rupiah, karena harus hati-hati, kalau tidak rupiah bisa melemah lagi," kata Lana di Jakarta, Rabu (7/10/2015).
Menurut Lana, BI Rate dapat diturunkan jika situasi ekonomi dalam maupun luar negeri sudah stabil, sebab Bank Indonesia tidak dapat mengontrol persoalan di luar seperti akan dinaikkannya suku bunga The Fed dan devaluasi mata uang Tiongkok.
"Penurunan BI Rate tergantung rupiahnya dulu yah, mungkin kalau sudah Rp 12.800 baru bisa dipertimbangkan turun, tapi kalau masih Rp 14 ribuan, masih rentan karena banyak yang mempengaruhi dari eksternal," tutur Lana.
Lana menilai, BI Rate bukan satu-satunya cara dalam menurunkan suku bunga bank, tetapi ada langkah lainnya yaitu perbankan menurunkan suku bunga simpanannya supaya bunga kreditnya turun.
"Sekarang ini likuiditas di bank banyak, simpanan di bank itu naik 14 persen (yoy), dan kredit yang disalurkan hanya 9 persen (yoy), jadi ada likuiditas besar dan bank bisa menurunkan bunga. Persoalannya sekarang jika bunga turun, apakah ada perusahaan mau kredit untuk ekspansi ditengah daya beli lemah," ujar Lana.