BKPM Ajak Semua Kementerian Bahas Lowongan Kerja Padat Karya
serta masuknya pakaian impor, terutama yang masuk secara ilegal
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mematangkan rencana pembentukan desk khusus industri padat karya yang dimaksudkan untuk memberikan respon cepat atas permasalahan atau hambatan
yang dihadapi oleh industri tersebut di lapangan. Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan pihaknya akan melakukan koordinasi lintas kementerian yang rencananya dilakukan Jumat (2/10/2015) mendatang.
Menurut Franky, koordinasi lintas Kementerian pada tahap awal ini cukup penting untuk memastikan desk khusus
tersebut berjalan efektif. Pasalnya permasalahan yang dihadapi industri padat karya khususnya industri tekstil dan sepatu, sangat terkait dengan kementerian lainnya.
“Rencananya koordinasi lintas Kementerian ini akan melibatkan BKPM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, khususnya Ditjen Pajak dan Bea Cukai, dan Kementerian Tenaga Kerja," ujar Franky, Selasa (29/9/2015).
Franky menambahkan permasalahan yang dihadapi industri tekstil dari identifikasi Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) adalah peningkatan biaya produksi akibat bahan baku yang masih impor, daya beli masyarakat yang menurun, serta masuknya pakaian impor, terutama yang masuk secara ilegal.
Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan tersebut koordinasi dengan lintas Kementerian sangat diperlukan.
“Persoalan impor bahan baku, tentunya akan membutuhkan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Sementara untuk pengawasan masuknya barang impor ilegal memerlukan koordinasi dengan Ditjen Bea Cukai,” jelas Franky.
Sebelumnya, seusai melakukan pertemuan dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Kepala BKPM Franky Sibarani melontarkan rencana pembentukan desk khusus industri padat karya.
Dalam tahap pertama akan meng- handle permasalahan yang dihadapi oleh investor sektor tekstil dan alas kaki. Pembentukan desk khusus tersebut untuk melakukan fasilitasi terhadap investor existing di kedua sektor yang menghadapi permasalahan yang mengancam kelangsungan usaha mereka.
Potensi ekspor sektor tekstil dan alas kaki Indonesia masih cukup besar karena pada tahun 2014 ekspor tekstil dan pakaian jadi Indonesia hanya 1,85 persen dari nilai pasar global sebesar 700 miliar dollar Amerika Serikat.
Demikian pula dengan sektor alas kaki di mana ekspor Indonesia hanya 4 persendari nilai pasar global sebesar 100 miliar dollar AS.
BKPM mencatat, sepanjang Semester I 2015 realisasi investasi untuk sektor tekstil masih tumbuh positif, naik 58 persen sebesar Rp 3,88 triliun dibandingkan Semester 1 2014.
Realisasi investasi seluruh sub-sektor tekstil pada Semester I 2015 juga tumbuh positif, yaitu industri pengolahan serat tekstil tumbuh 213 persen sebesar Rp 2,40 triliun dari 82 proyek, industri penenunan tekstil tumbuh 613 persen sebesar Rp 163 miliar dari 25 proyek, industri pakaian jadi tumbuh 16 persen sebesar Rp 941 miliar, dan industri
perlengkapan pakaian tumbuh 563 persen sebesar Rp 216 miliar dari 15 proyek.