Selasa, 7 Oktober 2025

Gejolak Rupiah

Awal Pekan, Otot Rupiah Kembali Loyo

Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah lagi dibanding penutupan akhir pekan pada Senin (21/9).

Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.006 dan sempat mencapai posisi tertinggi pada level Rp 14.017 karena imbas dari perang mata uang (currency wars). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah lagi dibanding penutupan akhir pekan pada Senin (21/9).

Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.58 WIB, nilai tukar rupiah berada di level 14.455 per dollar AS.

Sementara, pada akhir pekan lalu, rupiah ditutup di level 14.374 per dollar AS.

Sebaliknya, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) berada di posisi 14.451 per dollar AS. Sebagai perbandingan, pada Jumat (18/9), kurs JISDOR berada di posisi 14.463 per dollar AS.

Menurut analisis Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, penguatan rupiah pada akhir pekan lalu sifatnya hanya sementara, sebelum sentimen berlanjut ke rapat The Fed berikutnya. Maklum, belum ada data dari dalam negeri yang dapat mendukung penguatan rupiah.

Namun hari ini, Christian memprediksi, rupiah masih bisa menguat di Rp 14.300 - Rp 14.530.

Sementara itu, menurut Leong Sook Mei, Southeast Asia head of global markets research Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ di Singapura, pelemahan rupiah pagi ini dipicu oleh adanya kemungkinan kenaikan suku bunga acuan the Federal Reserve. Sebab, ada sejumlah petinggi the Fed yang mengatakan ada kemungkinan suku bunga acuan akan naik pada tahun ini.

"Masih ada kemungkinan kenaikan suku buga AS pada tahun ini. Dan pertemuan the Fed pada Oktober tidak lama lagi. Mata uang Asia akan dilanda aksi jual. Permintaan dollar di Indonesia cukup tinggi karena adanya kecemasan mengenai dana asing," jelas Leong kepada Bloomberg.(Barratut Taqiyyah)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved