Selasa, 7 Oktober 2025

Gejolak Rupiah

Analis Beberkan Alasan Rupiah Anjlok ke Level 14.400

Rupiah kian terpuruk. Posisinya kini menembus level psikologis Rp 14.400.

Editor: Sanusi
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Petugas teller melayani penukaran mata uang dolar AS dengan rupiah di Bank Mutiara, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Selasa (28/7/2015). Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah 16 poin pada Selasa pagi menjadi Rp 13.430 dibanding sebelumnya di posisi Rp 13.414 per dolar AS. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rupiah kian terpuruk. Posisinya kini menembus level psikologis Rp 14.400.

Sajian data neraca perdagangan yang positif tidak juga mampu mendongkrak valuasi mata uang Garuda ini.

Di pasar spot, Selasa (15/9) nilai tukar rupiah di hadapan USD merosot 0,53 persen ke level Rp 14.408 dibanding hari sebelumnya. Ini merupakan level terendah rupiah sejak 1998 silam. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah merunduk 0,34 persen di level Rp 14.371.

Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka menuturkan, saat ini secara psikologis memang rupiah sangat rentan. Posisinya yang terus merosot menjadikan pelaku pasar semakin pesimis dengan rupiah.

Faktor internal sebenarnya cukup menyajikan data yang positif. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Selasa (15/9), neraca perdagangan Agustus 2015 surplus 433,8 juta dollar AS dengan kenaikan impor dan ekspor yang beriringan.

Namun level surplus ini di bawah Juli 2015 yakni 1,33 miliar dollar AS. "Namun saat ini penggerak utama di pasar itu berkaca sama USD dan langkah The Fed," kata Tonny.

Dengan melihat peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga dan perekonomian yang lebih solid tidak mengherankan pelaku pasar memilih mengumpulkan the greenback.

Faktor ini yang kemudian menjadi penekan utama rupiah. Selain memang, "pelaku pasar menanti pergerakan dan realisasi dari pemerintah Indonesia untuk menggenjot perekonomian dalam negeri," tambah Tonny.

Bagi Tonny, untuk jangka pendek tekanan rupiah memang besar. Semua aturan yang ada hanya akan mendukung penguatan rupiah di jangka panjang. "Prosesnya masih panjang," paparnya.(Namira Daufina)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved