Gejolak Rupiah
Akhir Bulan, Pemerintah akan Kembali Mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi
Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali melemah, bahkan hingga menyentuh angka Rp 14.400 per dollar AS.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali melemah, bahkan hingga menyentuh angka Rp 14.400 per dollar AS.
Padahal, pada Rabu lalu (9/9), pemerintah baru saja meluncurkan paket kebijakan ekonomi, yang diharapkan dapat membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kepala Staf Presiden (KSP), Teten Masduki, mengatakan paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan pekan lalu, memang baru bisa dirasakan dampak positifnya dalam jangka panjang. Sedangkan untuk pelemahan rupiah hari ini, hal itu sulit untuk diantisipasi.
"Memang tidak akan bisa dalam waktu dekat. Kita tahu, rupiah itu melemah karena pendapatan dollar dari ekspor kita kan menurun, sementara impor juga tinggi," kata Teten kepada wartawan usai menghadiri rapat bersama Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di kantor Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (15/9/2015).
Paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan pekan lalu itu tujuannya antara lain adalah untuk memperbaiki iklim investasi, sehingga dapat memancing investor untuk menanam uangnya lebih banyak di Indonesia.
Selain itu paket kebijakan ekonomi tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia. Bila dua hal itu terwujud, maka rupiah dipastikan akan lebih stabil.
"Sekarang kalau pun diperbaiki iklim investasi, itu kan baru beberapa bulan baru kelihatan. Jadi menurut saya memang nggak bisa dilihat langsung pengaruhnya terhadap nilai rupiah," ujarnya.
Untuk merespons paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pekan lalu, rencananya akhir bulan ini pemerintah akan kembali meluncurkan paket kebijakan ekonomi, untuk melengkapi kebijakan sebelumnya.
"Nanti akan ada paket kedua yang nanti akan lebih merespons kebutuhan pasar, ini paket kedua akan keluar akhir bulan," tandasnya.