IHSG Berharap Pada Saham Berbasis Komoditas
Pelemahan rupiah atas dolar AS akibat gejolak pasar global memperburuk outlook perekonomian domestik tahun ini
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir Agustus kemarin (31/8/2015) berhasil tutup di teritori positif di tengah sentimen negatif bursa kawasan Asia. IHSG berhasil tutup di atas 4500 yakni di 4509,607 atau menguat 63,406 poin (1,43%) terutama dimotori sejumlah saham unggulan di sektor perbankan, konsumsi, dan aneka industri. Pemodal terlihat melakukan aksi window dressing menyusul tekanan jual yang terjadi sepanjang Agustus kemarin.
David Sutantyo, Market Research First Asia Capital, menjelaskan bila dilihat sepanjang Agustus lalu IHSG terkoreksi 6,10% menyusul gejolak di bursa global dan kawasan. Tekanan jual ini sebagai dampak keluarnya dana global dari pasar emerging market menyusul kekhawatiran perekonomian China dan rencana kenaikan tingkat bunga The Fed yang berakibat buruk bagi pergerakan rupiah atas dolar AS yang melemah hingga 4% Agustus lalu menembus Rp14000. Sepanjang Agustus lalu penjualan bersih asing di pasar saham mencapai Rp9,82 triliun.
Pelemahan rupiah atas dolar AS akibat gejolak pasar global memperburuk outlook perekonomian domestik tahun ini. Bank Indonesia (BI) telah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi hanya 4,89% dari angka sebelumnya di kisaran 5%-5,4%.
Sementara Wall Street tadi malam dilanda tekanan jual menyusul berlanjutnya kekhawatiran terhadap perekonomian China dan kemungkinan The Fed menaikkan tingkat bunganya September mendatang. Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,69% dan 0,94% tutup di 16528,03 dan 1972,18.
"Sedangkan harga minyak mentah dunia tadi malam kembali menanjak hingga 6,5% di USD48,16/barrel menyusul data produksi minyak AS turun pekan lalu dan spekulasi OPEC akan menurunkan produksi minyaknya," jelasnya.
Pada perdagangan hari ini, pasar diperkirakan akan bergerak mixed, di tengah minimnya insentif dari pasar global dan kawasan. Data manufaktur China yang keluar hari ini diperkirakan akan kembali terkontraksi dan bisa memicu sentimen negatif di pasar.
Dari domestik, pasar menanti data inflasi Agustus yang diperkirakan lebih rendah dari Juli. Pergerakan IHSG diperkirakan masih berpeluang menguat apabila berhasil menembus resisten di 4520. "Saham-saham berbasis komoditas akan mendapat momentum penguatan dari kenaikan harga minyak mentah. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4450 dan resisten di 4520," jelasnya.
IHSG : S1 4450 S2 4410 R1 4520 R2 4580
Saham Pilihan
ASII 5850-6200 BoW, SL 5700
BBRI 10400-11000 SoS, SL 10200
JSMR 5050-5400 Buy, SL 4950
ICBP 12300-13000 TB, SL 12100
CPIN 1830-2000 SoS, SL 1800
WSKT 1570-1670 TB, SL 1550
ADHI 1960-2100 BoW, SL 1900
WIKA 2670-2840 BoW, SL 2600
UNVR 38900-41000 TB, SL 38700
UNTR 18700-20200 TB, SL 17800