Peluang Usaha: Menjaring Laba dalam Gelas Kertas
Isu lingkungan bahwa plastik memiliki sifat sulit terdegradasi telah tertanam betul di kepala para pelaku usaha.
Susanto memperkirakan, untuk merintis usaha ini, modal yang dibutuhkan minimal Rp 1 miliar. Modal itu digelontorkan untuk membeli bahan baku awal dan mesin serta sewa tempat. Susanto bilang, ada dua mesin yang digunakan untuk membuat paper cup.
• Alat produksi
Yang paling utama dalam bisnis paper cup adalah mesin produksi. Mesin pertama ialah mesin pemotong. Alat ini biasa digunakan untuk industri percetakan. Saat ini, harganya sekitar Rp 100 juta per unit dan bisa diimpor dari China.
Mesin kedua yaitu mesin khusus paper cup. Jadi, lembaran kertas yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran yang dimau dimasukkan ke dalam mesin. Hasilnya, paper cup yang biasa Anda temui di kafe atau resto. “Paper cup terdiri dari bagian bodi dan bottom (bagian bawah), harus menempel agar tidak bocor,” ujar Susanto.
Selain China, ada beberapa negara yang memproduksi mesin paper cup. Misalnya, Amerika Serikat (AS), Jerman, dan Korea Selatan. Menurut Catur, harga mesin sangat bervariasi tergantung dari kecepatan kerja. Untuk mesin dengan kualitas top, Anda bisa memesan dari Jerman seharga € 1 juta. Mesin ini bisa menghasilkan 350 paper cup per menit. Sementara harga mesin dari AS yakni US$ 700.000 per unit, dengan kecepatan produksi sekitar 150 cup per menit.
Catur mengisahkan, sejak memulai bisnis paper cup tahun 2011 lalu, kini pabriknya sudah memiliki 20 mesin dengan berbagai kualitas. Yang paling banyak berasal dari Jerman. Adapun Susanto menuturkan, ketika merintis usaha, ia membeli dua mesin paper cup dari Korea seharga Rp 300 juta–Rp 400 juta per unit. Dengan dua mesin itu, pabriknya bisa memproduksi 600.000 paper cup per bulan. Kini, ia punya delapan mesin paper cup.
• Bahan Baku
Bahan baku paling penting dalam pembuatan sudah pasti adalah kertas. Catur mengatakan, banyak negara yang menghasilkan kertas bagus. Contoh, Finlandia, AS, China, dan sejumlah negara Eropa lain.
Tapi, dari semua negara ini Catur memilih Finlandia. "Harganya cukup kompetitif dibandingkan dengan negara lain," ucapnya. Kelebihan lainnya dari Finlandia adalah, pemerintahan negara tersebut sangat mendukung industri kertas. Makanya, kertas-kertas dari Negeri Skandinavia ini bisa bebas dari isu lingkungan.
Pemerintah Finlandia hanya membolehkan bahan baku kertas merupakan hasil dari hutan industri, bukan hutan alam. "Makanya, konsumen saya yang berstatus global mau memakai produk paper cup saya karena dari negara yang peduli lingkungan," ujar Catur.
Hanya, persoalan bahan baku terkadang menjadi kendala. Selain harga yang yang cukup mahal, pembeliannya pun harus dalam jumlah banyak. Jika order bahan baku hanya sedikit, ongkos kirimnya menjadi beban yang tinggi bagi pelaku usaha paper cup. Biasanya, pembelian bahan baku minimal satu kontainer atau sekitar 15 juta metrik ton. Harga belinya sekitar Rp 300 juta. Tiap satu metrik ton kertas PE bisa digunakan untuk membuat sekitar 100.000 pape cup seukuran 8 oz.
Lalu, bagaimana dengan bahan baku lokal? Catur menceritakan, sebenarnya ada perusahaan dalam negeri yang bisa menyediakan bahan baku paper cup. Tapi, karena ada isu lingkungan yang pernah menerpa industri kertas membuat hambatan bagi produsen paper cup saat bertemu dengan calon konsumen. Cuma ke depannya, mungkin saja para pemain industri paper cup akan menggunakan bahan baku lokal.
• Perizinan dan lokasi
Pastinya, membangun pabrik tidaklah semudah saat mendirikan rumah. Ada beberapa persyaratan perizinan yang mesti dilengkapi. Contohnya, izin usaha dan izin perdagangan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat. Selain itu, pabrik paper cup juga harus mengantongi izin analisis dampak lingkungan (amdal) dan izin upaya pengelolaan lingkungan (UPL), izin prinsip, izin usaha, serta izin gangguan.
Pemilihan lokasi pabrik juga bisa menjadi salah satu strategi dalam menyedot cuan. Kebanyakan pabrik paper cup berada di daerah yang memang sudah menjadi kawasan industri. Catur memiliki pabrik di Kawasan Industri Newton Technopark, Lippo Cikarang, Bekasi. Dengan pabrik yang berada di kawasan industri, tentu saja membuat segala perizinan lebih mudah. Selain itu proses distribusi produk juga lebih gampang lantaran biasanya kawasan sudah terhubung dengan jalan yang bisa dilalui oleh mobil atau truk dengan kapasitas yang lebih besar.