Desember, Harga Keramik Naik 2 Persen
Dasarnya adalah beban operasional yakni biaya distribusi yang melonjak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anda yang tengah berencana membangun atau merenovasi rumah sebaiknya menghitung ulang bujet. Sebab pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi Keramik Indonesia akan mengerek harga jual 2% mulai awal Desember nanti.
Dasarnya adalah beban operasional yakni biaya distribusi yang melonjak. Ini adalah buntut kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Kenaikkan itu setidaknya menutupi kenaikkan beban produksi yang terus meningkat," ujar Elisa Sinaga, Ketua Asosiasi Keramik Indonesia kepada KONTAN, Kamis (20/11/2014).
Kenaikan harga BBM lebih berdampak pada biaya distribusi karena kendaraan untuk mendistribusikan produk keramik ke berbagai daerah masih menggunakan BBM solar bersubsidi. Hal itu berbeda dengan proses produksi pabrik yang sudah menggunakan BBM industri.
Nah, kenaikan harga BBM itu menyulut permintaan para distributor untuk meningkatkan juga tarif pengangkutan hingga 30%. "Sementara menurut kami kenaikkan tarif untuk distribusi paling tidak lebih kecil, yakni 15%-20% saja," ujar Elisa.
Dus pelaku usaha keramik beralasan, penaikan harga jual 2% itu sejatinya belum bisa menutup keseluruhan lonjakan biaya operasional. Namun, dengan alasan daya beli konsumen juga bakal menyusut, mereka memilih besaran persentase itu.
Pelaku usaha keramik juga menyebutkan sejatinya kenaikan harga BBM bukan satu-satunya tantangan tahun ini. Jika kenaikan harga BBM mempengaruhi beban operasional, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sudah lebih dahulu menekan beban produksi. Sejak Juli sampai November, mereka mengaku biaya energi sudah mendaki 40%. Kenaikan biaya energi tersebut lantas mengerek beban produksi sebesar 5%.
Pasca menaikkan harga jual Desember nanti, pelaku usaha masih optimistis bisa mencatkan pertumbuhan penjualan di kuartal IV. Katalis positifnya adalah anggaran proyek pemerintah yang cair di semester II, biasanya dibelanjakan di kuartal IV. "Untuk proyek-proyek besar, harga keramik biasanya sesuai kontrak yang disepakati jauh-jauh hari," ujar Elisa.
Nippon Belum Kerek Harga
Selain keramik, komponen bahan bangunan lain adalah cat. Berbeda dengan pelaku usaha keramik yang siap menjual produk lebih mahal 2% Desember nanti, PT Nipsea Paint and Chemicals atau Nippon Paint Indonesia belum merasa perlu mengerek harga jual.
Jon Tan, Chief Executive Officer Decorative Paint Nippon Paint Indonesia bilang kenaikaj harga BBM hanya mempengaruhi biaya operasional sekitar 0,5%. "Sampai saat ini, semua berjalan seperti biasa dan masih mampu kami handle," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (20/10).
Namun Jon buru-buru menambahkan, jika kenaikan harga BBM diikuti oleh kenaikan upah minimum propinsi (UMP), perusahannya berpotensi kena dampak. Jika hal tersebut terjadi, manajemen Nippon Paint mensinyalkan akan mengerek harga jual. Hanya, perusahaan itu belum memutsukan proyeksi kenaikan harga itu.