Beli Minyak Angola, Belum Tentu Negara Hemat Anggaran
Chevron dan Exxon turut terlibat dalam pengelolaan migas di negeri Angola yang bekerjasama dengan Sonangol EP
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria menilai kejasama pembelian minyak dari pihak Angola, atau Sonangol EP perlu dikaji lebih jauh. Menurutnya belum tentu negara bisa menghemat anggaran dengan minyak Angola
"Apakah benar dengan membeli minyak dari Angola benar akan memberikan penghematan kepada negara sebesar 25 persen," ujar Sofyano, di Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Selain itu Sofyano mengimbau pemerintah meneliti apakah Sonangol EP menguasai 100 persen hasil minyak yang dihasilkan dari negaranya. Pasalnya berdasarkan data Energy Intelegence pada tahun 2011, Chevron dan Exxon turut terlibat dalam pengelolaan migas di negeri Angola yang bekerjasama dengan Sonangol EP, NOC nya Angola.
"Saham perusahaan minyak lainnya itu dalam pengelolaan Migas di Angola prosentasenya bahkan lebih besar dari pihak Sonangol EP," ungkap Sofyano.
Energi Intelegence Research merilis bahwa jenis crude asal Angola terdiri dari 5 jenis yaitu Cabinda yang untuk pengelolaan jenis crude ini terdapat saham Chevron sebesar 39,2 persen, Total 10 persen,Eni 9,8 persen dan Sonangol 41 persen.
Sofyano menambahkan untuk menjual minyak kemanapun, tentunya harga jualnya harus berdasarkan persetujuan dari pihak tersebut."Nah apakah perusahaan minyak itu juga setuju pihak Sonangol menjual minyak ke Pemerintah Indonesia dengan harga yang lebih murah 25% ketimbang mereka menjual ke negara lain?," papar Sofyano