Senin, 6 Oktober 2025

Calon Presiden 2014

PDIP: Riset Membuktikan Jokowi Diapresiasi Pasar Keuangan

Riset Morgan Stanley, Selasa (1/7/2014) lalu, disebutkan pelaku pasar berharap figur reformis, Joko Widodo memenangkan pilpres yang akan datang.

Editor: Hasanudin Aco
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) berorasi di hadapan massa Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Tegallega, Kota Bandung, Kamis (3/7/2014). Acara kampanye tersebut dihadiri ribuan petani dari berbagai daerah di Jawa Barat yang datang menggunakan bus dan truk untuk mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menjadi presiden pada Pilpres 2014 yang akan diselenggarakan pada 9 Juli 2014. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan Nusyirwan Soejono mengingatkan sentimen positif investor asing terhadap calon presiden Joko Widodo alis Jokowi bisa berubah menjadi negatif seandainya calon nomor urut 2 itu gagal meraih kursi kepresidenan.

Pandangan Nusyirwan itu setelah melihat kepedulian institusi keuangan global menyoroti penyelenggaraan Pilpres. Dia menyebut presiden yang terpilih akan sangat mempengaruhi mood investor memutar dananya di pasar finansial Indonesia.

Sebagaimana yang ditulis dalam riset Morgan Stanley, Selasa (1/7/2014) lalu, disebutkan bahwa pelaku pasar berharap figur reformis, Joko Widodo memenangkan pilpres yang akan datang.

Sebaliknya, jika Prabowo Subianto menang hal itu akan memberi dampak yang kurang bagus terhadap pasar finansial. Akibatnya, akan banyak pelarian modal ke luar negeri dan rupiah diprediksi akan melorot hingga Rp 12.300 per dollar AS.

"Seperti yang dirilis Lembaga Keuangan Internasional Morgan Stanley apabila Capres Jokowi kalah Rupiah akan jatuh di angka Rp 12.300 per dollar AS. Semoga rakyat tidak salah menentukan pilihan nanti tanggal 9 Juli mendatang. Resiko demikian besar untuk Perekonomian Nasional apabila aspirasi rakyat untuk memilih Jokowi diganggu dengan berbagai kampanye hitam bahkan fitnah keji kepada Jokowi," papar Nusyirwan di Jakarta, Kamis (4/6/2014).

Politisi dari daerah pemilihan Jawa Tengah itu memperkirakan Rupiah akan jatuh lebih dalam lagi di atas Rp 13.000 per dollar AS apabila Jokowi diganggu untuk memenangkan Pilpres 9 Juli nanti.

"Hasil riset ini berarti Prabowo tidak diapresiasi oleh pasar keuangan, dan itu sangat beresiko untuk kondisi ekonomi Indonesia saat ini," tambah Nusyirwan.

Nusyirwan juga mengapresiasi para investor yang menilai Jokowi merupakan sosok yang reformis dan bakal mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang produktif.

"Jokowi memenangkan pilpres, akan memberi kepastian terhadap pasar valas. Tapi sebaliknya, jika Prabowo menang, hal itu akan memicu capital outflow, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot kami perkirakan mencapai Rp 12.300 per dollar AS," tulis Morgan Stanley.

Untuk itu, Nusyirwan berharap bila kelak Jokowi terpilih maka bisa mengawali pemerintahan dengan perekonomian yang tumbuh kondisif.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved