Dahlan Pesan Agar Rights Issue Garuda Tidak Jadi Beban
Garuda akan melakukan penawaran umum terbatas I sebanyak 3,227 miliar lembar saham dengan kisaran harga Rp 460 sampai Rp 500 per saham.
Penulis:
Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) butuh tambahan dana segar. Maskapai pelat merah ini berencana menerbitkan saham baru atau rights issue. Sebelum merealisasikan keinginannya ini Menteri BUMN Dahlan Iskan mewanti-wanti jangan sampai langkah yang diambil Garuda itu justru menyengsarakan BUMN selaku penjamin emisi (underwriter).
Peringatan Dahlan Iskan ini mengingat Garuda pernah memberatkan sekuritas BUMN selaku penjamin emisi saat melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2011 lalu.
Saat itu saham Garuda tidak laku di pasar, sehingga menjadi beban 3 BUMN penjamin emisinya, yakni Danareksa Sekuritas, Bahana Securities, dan Mandiri Sekuritas. Apalagi saham Garuda malah turun dari harga IPO saat itu.
"Saya enggak mau Garuda kembali menyusahkan Bahana," kata Dahlan usai rapim Kementerian BUMN di Kantor Pusat PT Bahana, Jakarta, Kamis (20/3/2014).
Rencananya Garuda melakukan penawaran umum terbatas I sebanyak 3,227 miliar lembar saham dengan kisaran harga Rp 460 sampai Rp 500 per saham. Saham ini merupakan saham biaya atas nama seri B. Saat ini, harga saham GIAA diperdagangkan senilai Rp 481 per lembar saham. Harga ini masih di bawah harga IPO pada Februari 2011 lalu yang nilainya Rp 750/lembar.
Dahlan menyerahkan nilai rights issue kepada manajemen Garuda Indonesia. "Saya tidak mau ikut-ikut," tutur Dahlan hari ini.
Dahlan mengakui, saat ini kondisi pasar saham tengah fluktuatif. Begitu juga dengan saham Garuda.Selain melemahnya harga saham, investor yang akan berpartisipasi dalam aksi korporasi ini harus berkomitmen. "Cari investor memang paling sulit sebab harganya (Garuda) banyak orang bilang lagi murah sekali," tuturnya.
Untuk rencana rights issue tersebut, Garuda mempercayakan Bahana Securities dan Danareksa Sekuritas sebagia penjamin emisi. (sugiyarto)