Pengumuman Akuisisi Inalum Ditunda
Rencana jumpa pers untuk menentukan nasib PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) batal dilakukan di Kementerian Perindustrian, pagi ini.
Penulis:
Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor:
Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana jumpa pers untuk menentukan nasib PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) batal dilakukan di Kementerian Perindustrian, pagi ini.
Menurut rencana semula, pengumuman kejelasan Inalum bakal diberikan oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat adn Menteri Banda Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan pukul 10.00 wib. Namun rapat untuk mengambil alih Inalum dari perusahaan Jepang, yakni Nippon Asahan Alumuniun (NAA) batal digelar.
"Rapatnya ditunda jadi pukul 15.00 wib di Istana Negara," ujar Feby Setyohariono, Kabag Pemberitaan dan Publikasi Kementerian Perindustrian, di kantornya, Jumat (1/11/2013).
Rapat pengesahan Inalum ditundah akibat Menteri Perindustrian MS Hidayat dan Menteri BUMN Dahlan Iskan dipanggil oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dua Menteri Kabinet bersatu jilid II harus melaporkan kepada Presiden untuk mengambil alih Inalum.
Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia menargetkan mampu ambilalih Inalum dari tangan Nippon Asahan Aluminium (NAA) pada 1 November 2013.
Untuk memuluskan rencana tersebut, pemerintah menawarkan harga 558 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,14 triliun (kurs Rp 11.000 per dollar AS) kepada NAA. "Bukan kurang lebih, tapi di bawah 558 juta dollar AS. Jadi di bawah, tidak lebih," ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat, Senin (22/10/2013).
MS Hidayat menjelaskan, anggaran tersebut adalah tawaran terakhir yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Jepang. Anggaran tersebut telah disepakati Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) dan Kementerian Keuangan.