Garap Blok Mahakam Tidak Perlu Pakai APBN
Fuad menyebut dana investasi itu bisa diperoleh dari pinjaman perbankan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier menjelaskan investasi dana Pertamina mengelola Blok Mahakam tidak perlu diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Fuad menyebut dana investasi itu bisa diperoleh dari pinjaman perbankan sebagaimana yang dilakukan oleh operator migas asing.
Menurutnya perbankan mana pun bersedia menggelontorkan dana investasi bagi Pertamina lantaran Blok Migas sudah beroperasi.
"Ini kontrak kan sudah selesai. Kita tidak melanggar apa-apa. Bangsa sendiri harus mengolah," ujar Fuad Bawazier di ruang GBHN, Nusantara V gedung MPR, Rabu (28/8/2013).
Sebelumnya diberitakan Total E&P Asia Pasific telah menemui Menteri ESDM Jero Wacik untuk menyampaikan secara resmi proposal yang diantaranya memuat masa transisi dan pengurangan porsi hak partisipasi Total dalam mengelola Blok Mahakam.
Dalam proposal itu disebutkan Total berencana menginvestasikan 7,3 miliar dolar AS sebelum 2017 untuk melanjutkan upaya menekan laju penurunan produksi alamiah. Produksi saat ini sekitar 1,8 miliar kaki kubik. Jika tidak berinvestasi maka produksi akan anjlok menjadi 0,8 miliar kaki kubik.
Masa transisi yang ditawarkan selama 5 tahun untuk mentransfer pengetahuan dan pengalaman pengelolaan ke Pertamina. Untuk menggarap Blok Mahakam dibutuhkan teknologi tinggi dan modal besar.
Dua kriteria ini hanya dimiliki oleh Pertamina. Setelah lima tahun itu, pemerintah dipersilahkan memutuskan apakah Total dan Inpex masih menjadi bagian dari konsorsium. Total dan Inpex bersedia mengurangai saham dari 50 persen menjadi masing-masing 35 persen.