Defisit Neraca Perdagangan Tekan IHSG
akarta - Sepanjang perdagangan kemarin (1/7/2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level 4815,73
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jakarta - Sepanjang perdagangan kemarin (1/7/2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level 4815,73, level tertingginya, dan menyentuh level 4747,98, level terendahnya, dan berakhir di level 4777,45 atau minus 41 basis poin atau 0,86 persen.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, menilai potensi pelambatan kenaikan IHSG masih berlanjut setelah kondisi data internal perekonomian indonesia mempengaruhi pasar.
Terutama terkait dengan data defisit neraca perdagangan dan kenaikan inflasi yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada kemarin (01/07/2013). Inflasi mencapai 1,03 persen setelah sebulan sebelumnya mengalami deflasi.
"Rilis data inflasi yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan masih defisitnya neraca perdagangan nasional membuat IHSG terkepung dalam suasana negatif, akibatnya IHSG sulit untuk bangun," katanya.
Rilis data inflasi sebesar 1,03 persen MoM jauh di atas bulan sebelumnya yang tercatat deflasi -0,03 persen. Meskipun demikian, inflasi tersebut tercatat lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2008 sebesar 2,46 persen saat dinaikkannya juga harga BBM.
Inflasi terjadi karena adanya lonjakan harga pada BBM yang berimbas pada harga transportasi darat dan bahan-bahan pangan yang diperspsikan pelaku pasar dengan berkurangnya daya beli.
Kenaikan IHSG pun berharap dari pergerakan Indeks saham regional Asia yang diperkirakan akan bergerak variatif seiring dengan sentimen pasar sebelumnya. Terutama oleh rilis kenaikan signifkan Tankan Business Confidence Index.
Kenaikan bursa Asia diperkirakan akan didorong dengan kenaikan bursa saham China yang menguat tipis setelah rilis penurunan tipis data NBS Manufacturing PMI China.
Sementara itu, tekanan dari AS datang setelah Markit U.S. manufacturing purchasing managers index (indeks pembelian manufaktur AS) berada di level 51.9 pada Juni 2013. Lebih buruk dari ekspetasi investor pada level 52.2 dan menurun dari level 52.3 pada Mei.
Pada perdagangan Selasa (1/7) ia memperkirakan IHSG akan berada pada support 4732-4755 dan resistance
4816-4832.
Teknisnya, berpola menyerupai advance block di atas middle bollinger bands (MBB). MACD naik terbatas naik dengan histogram negatif yang memendek.
RSI, William's %R, dan Stochastic mulai terbatas kenaikannya di atas area oversold.
Pertimbangan saham-saham adalah :
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan target harga 1870
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan target harga 375
PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) dengan target harga 2700
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan target harga 2250