Biasanya Dipasok 30 Ton Jengkol per Hari, Kini Cuma 3 Kwintal
Pasar Induk Kramat Jati sebagai salah satu pasar penyedia bahan pokok di Jakarta Timur juga terkena dampak langkanya komoditi jengkol.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar Induk Kramat Jati sebagai salah satu pasar penyedia bahan pokok di Jakarta Timur juga terkena dampak langkanya komoditi jengkol.
Sugiyono, Asisten Manajer Unit Pasar Besar (UPB) Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, menuturkan penurunan pasokan jengkol telah terjadi dalam sebulan terakhir.
Jika biasanya pasokan dapat mencapai 25 hingga 30 ton per hari, saat ini hanya sekitar tiga kwintal setiap harinya. Akibatnya, dari harga yang biasanya Rp 10.000 per kilogram, dalam sebulan terakhir harga jengkol melambung dan bertahan pada harga Rp 42.000 per kilogram.
"Jengkol ini komoditas yang kurang diperhatikan sebelumnya. Kenaikannya pun sebenarnya sudah mulai terjadi sekitar awal bulan Mei lalu, tapi baru terasa belakangan ini," katanya saat dihubungi wartawan, Jumat (7/6/2013).
Selain jengkol, Sugiyono mengatakan, anomali cuaca juga menyebabkan menurunnya pasokan beberapa komoditas lain, seperti cabe merah kerinting, cabe merah besar dan bawang merah lokal.
Dijelaskan, setelah kenaikan yang cukup drastis pada awal tahun lalu hingga mencapai Rp 50.000 per kilogram, harga bawang merah lokal hingga kini bertahan pada kisaran harga Rp 26.000 per kilogram. Hal ini, kata Sugiyono lantaran bawang merah impor yang dipasok untuk memenuhi kebutuhan, belum banyak diminati masyarakat.
"Rasanya masih jauh dengan bawang merah dari Brebes," lanjutnya.
Sementara untuk cabe merah keriting, dan cabe merah besar, harganya berada pada kisaran Rp 25.000 per kilogram dari sebelumnya sekitar Rp 14.000 per kilogram. Tingginya harga komoditas cabe merah keriting dan cabe merah besar ini sudah terjadi dalam dua minggu terakhir.