Selasa, 30 September 2025

Kinerja Kinclong, Inalum Layak IPO

Rencana penawaran saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berpotensi diminati investor.

Editor: Sanusi
zoom-inlihat foto Kinerja Kinclong, Inalum Layak IPO
IST
Inilah alumunium ingot yang diproduksi oleh PT Inalum, sebuah perusahaan yang sahamnya dimiliki Jepang dan Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Setelah berakhirnya kontrak kerja sama pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium Co Ltd, rencana penawaran saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berpotensi diminati investor.

Jika Inalum benar-benar melantai di bursa, dipastikan tambahan modal dari share saham yang dijual ke publik akan semakin cepat mendongkrak kinerja perusahaan pencetak batangan aluminium atau ingot ini.

Pemerintah dikabarkan melakukan IPO untuk Inalum karena pengembangan perusahaan ke depannya membutuhkan dana yang besar. Total kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk pengembangan Inalum sampai 2025 diperkirakan mencapai 3,9 miliar dollar AS.

Data riset PT Redmond mencatat, perusahaan menunjukkan pertumbuhan laba bersih cukup tinggi, sebesar 171 persen compounded annual growth rate (CAGR) untuk periode 2010-2012.

Deny Chen, Ekonom Redmond, mengatakan Inalum tergolong menarik karena merupakan satu-satunya perusahaan peleburan aluminium di Indonesia yang memiliki fasilitas lengkap. Selain itu, Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup besar sebagai salah satu komponen yang diperlukan untuk produksi aluminium.
"Hal ini akan mendukung ketersediaan bahan baku produksi Inalum dan mempertegas posisinya bila benar-benar sudah masuk di bursa," kata Deny kepada Tribun, Rabu (29/5) di Medan.

Ia mengakui, potensi pertumbuhan laba bersih di Inalum memang baru kelihatan beberapa tahun terakhir. Sebab sebelumnya perusahaan ini masih mencatatkan kerugian akibat rendahnya tingkat produksi rata-rata seiring kekurangan daya listrik dan rendahnya harga aluminium ingot di pasar dunia.

Selain itu, laba bersihnya juga sebelumnya dipergunakan untuk menutupi jumlah hutang jangka panjang yang baru selesai dibayarkan pada tahun 2009 silam. Kinerja korporasi Inalum dalam sektor bisnis dan keuangan memang semakin positif.

Direktur Umum Inalum, Nasril Kamaruddin memaparkan, pada tahun 2012, sebelum audit, Inalum sudah mencatatkan laba bersih 61 juta dollar AS. Bahkan pada tahun sebelumnya, dividen yang dibagikan pun sudah mencapai 57 juta dollar AS.

Laporan keuangan positif ini didapat setelah sejak 2011, Inalum tidak lagi harus membayar utang jangka panjang dari pinjaman modal operasional selama ini.

"Ya mungkin saja kalau sudah diambil alih nantinya akan masuk ke bursa pasar modal. Apalagi kinerja keuangan korporasi sudah masuk di tren positif beberapa tahun terakhir. Sejak 2004 sampai 2012, total laba bersih kita sudah 878 juta dollar AS atau rata-rata 97,5 juta dollar AS per tahun," katanya.

Potensi Inalum di dalam negeri, katanya, cukup mumpuni karena memiliki comparative advantage terhadap produk impor dalam hal biaya produksi, kualitas, transportasi dan jarak. Apalagi mengingat adanya demand domestik sebesar 6 persen per tahun, ia optimistis rencana diversifikasi produk sebagai nilai tambah akan semakin meningkatkan potensi Inalum di mata investor.

Apalagi untuk meningkatkan kapasitas produksi aluminium dari 225.000 ton per tahun menjadi 250.000 ton, katanya, menjadi bukti bahwa segala lini operasional Inalum masih bisa ditingkatkan.

"Sejumlah roadmap pengembangan Inalum ke depan telah disiapkan seperti peningkatan kapasitas produksi dari, diversifikasi produk, pembangunan power plant dan smelter. Setelah di tangan pemerintah nantinya, pasti ada upaya untuk penambahan modal demi menggenjot produksi," pungkasnya.(ers)

Sumber: Tribun Medan
Tags
Inalum
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan