Harga Bawang Melambung
Kebijakan Pembatasan Impor Menjadi Penyebab Harga Bawang Naik
pemerintah merasa perlu melakukan pembatasan importir

TRIBUNNEWS.COM TEMANGGUNG, - Kebijakan pembatasan impor dan importir bawang putih diakui pemerintah menyebabkan terjadinya keterlambatan pasokan bawang putih dan naiknya harga komoditas ini secara signifikan dalam sebulan terakhir.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim mengatakan, pemerintah merasa perlu melakukan pembatasan importir karena saat ini impor bawang putih makin tidak terkendali dan diimpor oleh banyak orang, mulai dari perusahaan importir hingga pedagang pengecer.
“Semua orang ramai-ramai ingin mengimpor, padahal kami menghendaki impor dilakukan oleh importir profesional,” ujar Hasanuddin, saat ditemui Tribun Jogja di sela-sela kunjungannya ke Fetival Hortikultura Jawa Tengah di Sub Terminal Agribisnis Soropadan, Kabupaten Temanggung, Senin (11/3).
Pihaknya pun mulai membatasi hanya importis yang memiliki gudang cukup besar yang diperbolehkan melakukan impor. Sebab, kemudahan yang diberikan atas kebijakan impor tentu memudahkan siapapun untuk bergulat dalam bidang ekspor-impor.
Dalam sebulan terakhir, harga bawang putih melonjak signifikan. Di Kabupaten Magelang dan Temanggung, jika sebelumnya harga bawang putih hanya berkisar Rp 8.000-Rp 10.000 per kilogram, saat ini menembus Rp 40.000 per kilogram.
Kenaikan harga juga terjadi pada harga bawang merah, dari sebelumnya hanya berkisar Rp 7.000-Rp 8.000 per kilogram, sekarang mencapai Rp 35.000 per kilogram.
Khusus untuk bawang merah, lanjutnya, kenaikan harga terjadi akibat adanya kelangkaan stok. Hal ini rutin terjadi di triwulan pertama di awal tahun, karena pada triwulan terakhir tahun sebelumnya, petani enggan menanam bawang merah karena khawatir mengalami gagal panen di musim penghujan.
Menyikapi kenaikan harga bawang putih dan bawang merah ini, Hasanuddin mengatakan, masyarakat diharap tidak terlalu panik dan membesar-besarkan hal ini.
“Masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan karena pada triwulan kedua, harga bawang merah akan turun dengan sendirinya, dan selanjutnya juga akan diikuti oleh penurunan harga bawang putih,” ujarnya.
Sekretaris Asosiasi Bawang Merah Indonesia, Ikhwan Arif, mengatakan, pada musim penghujan, petani bawang merah sebenarnya telah memiliki metode khusus untuk menghindari resiko gagal panen. Namun, metode ini terpaksa tidak diterapkan karena seluruh petani saat ini diinstruksikan untuk memenuhi target surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014.
“Untuk memenuhi target surplus 10 juta ton beras tersebut, maka di musim penghujan, petani bawang merah pun beramai-ramai menanam padi,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi ini di Kabupaten Brebes sebagai daerah penghasil bawang merah sama sekali tidak menikmati kenaikan harga bawang merah. Selama tiga bulan terakhir, karena tidak memanen bawang merah, Kabupaten Brebes bahkan mengisi kebutuhan bawang merah dengan membeli komoditas tersebut dari Kabupaten Rembang dan Demak.(had)