Kamis, 2 Oktober 2025

Dahlan Iskan Omong Besar Soal Merpati Terbangi Rute Batavia

"Omong besar pernyataan Dahlan Iskan," kata Eri Wardana, Dewan Pengawas dan Dewan Pakar FPM di Jakarta, Jumat (1/2/2013).

Editor: Sanusi
zoom-inlihat foto Dahlan Iskan Omong Besar Soal Merpati Terbangi Rute Batavia
net
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Pegawai Merpati (FPM) menyebut Menteri BUMN, Dahlan Iskan omong besar atas pernyataannya bahwa Merpati akan menerbangi rute Batavia Air. "Omong besar pernyataan Dahlan Iskan," kata Eri Wardana, Dewan Pengawas dan Dewan Pakar FPM di Jakarta, Jumat (1/2/2013).

Eri mengatakan, saat ini saja Merpati sudah mengurangi untuk konsumsi bahan bakar pesawat. Sebelumnya konsumsi avtur sebesar Rp 3,5 miliar per hari, kini hanya sebesar Rp 2 miliar. "Itu saja sudah mengurangi rute, bagaimana mau menerbangi rute Batavia," ujar Eri.

Seperti diketahui, pasca pailit, rute banyak maskapai yang berminat menerbangi rute Batavia Air. Dahlan Iskan menyatakan ketertarikannya agar Merpati atau Garuda mengisi rute Batavia Air.

Seperti diketahui, FPM membeberkan kerugian Merpati Nusantara Airlines pada 2012 mendekati angka Rp 1 triliun. Kerugian tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Merpati. Bila kerugian terus terjadi, maka tidak menutup kemungkinan Merpati akan mendapatkan nasib yang sama seperti Batavia Air.

"Kami tidak mau Merpati menyusul Batavia," kata Heri Wardana, Dewan Pengawas dan Dewan Pakar FPM.

Heri mengatakan, kerugian 2012 yang mendekati Rp 1 triliun adalah utang lancar kepada Pertamina yang semakin bertambah (potensi default), Asuransi Jasindo sampai saat ini juga belum dilunasi bahkan diancam melalui Notice of Cancelation (NOC) untuk kesekian kalinya.

"Lessor pesawat juga ditunggak. Sementara janji Direktur Utama Merpati Rudi Setyo Purnomo akan menambah alat produksi mulai dari Airbus, B738, Embraer, Amphibi pada kenyataannya tidak bertambah. Akhirnya semua terbuka dengan sendirinya," ujar Heri.

Heri juga menjelaskan, saat ini Merpati juga mulai mengurangi untuk mengonsumsi bahan bakar. Sebelumnya konsumsi avtur per hari mencapai Rp 3,5 miliar per hari, tapi saat ini hanya Rp 2 miliar per hari. "Jelas itu akan mengurangi rute, dan tentunya akan mengurangi pendapatan perusahaan," kata Heri.

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved