Jumat, 3 Oktober 2025

24 Perusahaan Batu Bara di Jambi Gulung Tikar

Sebanyak 24 perusahaan batu bara di Provinsi Jambi tercatat gulung tikar dalam satu bulan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto 24 Perusahaan Batu Bara di Jambi Gulung Tikar
SRIPOKU.COM/EKO ADIASAPUTRA
Ratusan truk batu bara

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Duanto

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Sebanyak 24 perusahaan batu bara di Provinsi Jambi tercatat gulung tikar dalam satu bulan terakhir. Penutupan ini karena akibat ketidakekonomisnya harga jual dan biaya produksi perusahaan yang tidak seimbang.

Diperkirakan, fenomena gulung tikar ini akan terus berlangsung melanda perusahaan batu bara yang masih melakukan operasi produksi. Di Provinsi Jambi sendiri terdapat 40 perusahaan yang beroperasi produksi. Saat ini keadaan mereka kembang kempis.

"Data terakhir, hanya 16 perusahaan di Jambi yang masih produksi. Sisanya sudah menutup operasi mereka," ujar Azwar Zahari, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi, di kantornya, Senin (24/9/2012) pagi.

Disebutkan Azwar, perusahaan yang masih beroperasi hanya 16 buah. Mereka ada di Kabupaten Bungo 9 perusahaan, Batanghari 1 perusahaan, Sarolangun 3 perusahaan, Tanjung Jabung Barat 1 perusahaan, dan Tebo 2 perusahaan. "Mereka sudah tak dapat bergantung pada ekspor batu bara lagi," lanjutnya.

Perusahaan yang seluruh kegiataanya untuk ekspor, dipastikan menutup usaha. Sedangkan yang masih aktif adalah perusahaan yang kegiatan usahanya domestik. "Perusahaan yang 100 persen ekspor, seperti Bangun Energi, tutup. Ada perusahaan yang 70 persen untuk ekspor mereka tutup, yang 30 persen domestik masih. Itu pun mereka menjual dari sisa di stockpile yang ada," ungkap Azwar.

Fenomena penurunan produksi dijelaskan Azwar, sebenarnya telah terjadi semenjak Juni 2011. Pengaruh dari luar pun sangat kuat atas penurunan produksi. Karena trend harga komoditi energi (semisal batu bara; red) dipengaruhi luar negeri. "Ketika itu harga sudah mulai turun," jelasnya.

Negara-negara luar juga mengurangi energi dari batu bara. Hal ini membuat produksi Indonesia yang banyak mengekspor ke sana turun. Penyebab lainnya adalah krisis Eropa dan tarif luar Pemerintah RI.

"Kemudian yang terjadi tingkat produksi tinggi, serapan rendah," kata Azwar.

Batu bara Indonesia sendiri hanya memiliki cadangan 0,3 persen batu bara dunia. Terbanyak adalah India dengan 70 persen, 13,3 persen dari Cina, dan 8,8 persen dari Austria. "Namun sebagian besar dari Indonesia untuk ekspor," papar Azwar.

Di Indonesia sendiri, 47 persen batu bara dieksploitasi dari Kalimantan, 43 persen dari Sumatera Selatan. Sedangkan sisanya, 10 persen, berasal dari Jambi, Riau, dan Sulawesi. "Data geologi, cadangan di Jambi 1,25 miliar," katanya.

Imbas dari turunnya produksi tak hanya berhenti di penutupan perusahaan dan pemberhentian karyawan. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) ikut menurun. Apabila penerimaan untuk pemprov tahun 2011 lalu hanya sekitar Rp 11 miliar, maka tahun ini dan tahun berikutnya akan semakin turun.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved