Kamis, 2 Oktober 2025

Pidato SBY 16 Agustus

Lima Langkah Pemerintahan SBY Hadapi Imbas Krisis Global

Presiden SBY menyatakan pemerintahan yang ia pimpin telah menyiapkan lima langkah pengamanan dan mitigasi krisis

zoom-inlihat foto Lima Langkah Pemerintahan SBY Hadapi Imbas Krisis Global
IST
RAPBN 2013 DAN NOTA KEUANGAN - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berjalan menuju podium saat akan menyampaikan keterangan pemerintah atas RUU RAPBN Tahun Anggaran 2013 beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2012) malam.

Laporan Wartawan Tribunnews.com,  Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden SBY menyatakan pemerintahan yang ia pimpin telah menyiapkan lima langkah pengamanan dan mitigasi krisis untuk mengantisipasi dampak negatif dari memburuknya situasi ekonomi dan keuangan global yang masih terjadi saat ini. Hal ini disampaikan Presiden SBY saat menyampaikan pendahuluan laporan RAPBN dan Nota Keuangan 2013 dalam Rapat Paripurna DPR, di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (16/8/2012) malam.

Menurut SBY, langkah pertama yakni melakukan perubahan APBN 2012 untuk mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi global dan gejolak harga minyak dunia, pada kondisi fiskal dan perekonomian Indonesia.

"Melalui APBN-P 2012, kita sediakan anggaran stimulus fiskal dengan memanfaatkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk tambahan belanja infrastruktur. Kita juga sediakan tambahan anggaran subsidi energi untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dunia," kata SBY.

Kedua, pemerintah akan melakukan percepatan dan perbaikan penyerapan belanja, terutama belanja barang dan modal agar memberikan dampak yang lebih besar bagi kegiatan ekonomi.

"Sebuah satuan tugas khusus telah dibentuk untuk mengawal proses ini," jelasnya.

Ketiga, meningkatkan koordinasi dan kewaspadaan bersama antara pemerintah dengan otoritas moneter untuk menghadapi berbagai tekanan yang mungkin muncul akibat krisis. Untuk ini, pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menyiapkan Sistem Protokol Manajemen Krisis (SPMK) untuk menghadapi krisis di sektor keuangan dan tekanan terhadap keuangan negara, melalui pembentukan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK).

Keempat, pemerintah bersama BI telah mempersiapkan strategi stabilisasi pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Kelima, pemerintah juga telah mempersiapkan fasilitas kedaruratan (contingency facility) secara bilateral dan multilateral, yang sewaktu-waktu siap dipakai untuk mengamankan kondisi pasar domestik apabila diperlukan.

Lewat langkah-langkah itu, disertai pengalaman kita dalam mengatasi krisis pada 2008 lalu, SBY optimis Indonesia mampu mengamankan ekonomi nasional dari gejolak ekonomi dan keuangan global.

Selain lima langkah itu, lanjut SBY, faktor eksternal lainnya yang menjadi perhatian dan diwaspadai adalah perkembangan harga minyak mentah. Sebab, perkembangan harga minyak di pasar internasional sangat mempengaruhi perekonomian dan kondisi APBN.

"Dalam beberapa bulan terakhir ini, harga minyak penuh dengan gejolak ketidakpastian. Pada bulan Maret 2012 yang lalu, harga minyak mentah Indonesia (ICP) sempat melambung menyentuh angka rata-rata 128 Dolar AS per barel. Namun, sejak bulan April 2012, harga ICP terus menurun hingga pada kisaran 99 Dolar AS per barel pada bulan Juni 2012. Meskipun cenderung menurun, harga minyak dunia saat ini relatif masih tinggi, dan tetap berpotensi memberikan beban yang cukup berat bagi APBN kita," paparnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved