Dua Ritel Asing Urungkan Niat Ekspansi di Indonesia
Sedangkan FamilyMart tidak ada kabar sampai detik ini, kalau Metro AG membatalkan diri. Padaha
TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Jalan panjang untuk sebuah ritel asing masuk ke Tanah Air. Dua diantara tiga ritel asing yang dipastikan beroperasi semester I/2012 malah mengurungkan niatnya.
Akhir tahun lalu, Asosiasi Pengusaha Ritel Indoesia (Aprindo) mengumumkan akan ada tiga ritel asing yang beroperasi di Indonesia yakni Lawson, FamilyMart dan Metro AG.
Lawson dan FamilyMart adalah minimarket asal Jepang, sedangkan Metro AG adalah pusat grosir consumer goods asal Jerman.
Ketua DPD Aprindo Jatim Abraham Ibnu mengatakan, untuk Lawson sudah buka tapi masih di Jakarta dan Denpasar, belum masuk Surabaya.
"Sedangkan FamilyMart tidak ada kabar sampai detik ini, kalau Metro AG membatalkan diri. Padahal, mereka sudah merekrut 60 orang manager. Alasan pembatalan diri belum jelas mungkin terkait perizinan juga," katanya, Selasa (14/8/2012).
Lawson sendiri akan masuk ke Surabaya melalui gerai Alfamidi (jaringan Alfamart). "Gerai Alfamidi di Surabaya nantinya akan berubah menjadi Lawson," ujarnya.
Menurut Ibnu, meskipun ritel asing kerap menjadi sorotan namun kenyataannya mereka juga tidak mudah berekspansi di Indonesia.
"Sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007 tentang Daftar Negatif Investasi di Indonesia, kalau minimarket memang tidak boleh dimiliki asing. Sistemnya hanya bisa waralaba yang dimiliki 100 persen investor lokal.
Kepemilikkan asing hanya boleh untuk supermarket, departement store, hypermarket, dan pusat perkulakan dengan luas 1200 meter persegi, bahkan sampai 100 persen kepemilikkannya tidak apa,” jelasnya.
Sederet brand ritel di Indonesia yang sahamnya dikuasai asing seperti Carrefour, Lotte Mart, Hero, Giant, Sogo, serta Metro (dept store).