Pengalaman PLTN Jepang
Alasan Pemerintah Hidupkan PLTN Tak Logis
alasan pemerintah menghidupkan kembali PLNT tersebut banyak dipertanyaan, termasuk oleh anggota parlemen Jepang.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangkit nuklir itu dioperasikan lagi dengan alasan takut kekurangan tenaga listrik di musim panas ini. Apabila kekurangan listrik berarti akan ada pemadaman bergilir.
Menurut laporan Koordinator Forum Ekonomi Jepang-Indonesia (JIEF) Richard Susilo, alasan pemerintah menghidupkan kembali PLNT tersebut banyak dipertanyaan, termasuk oleh anggota parlemen Jepang. Mereka mengungkapkan keraguannya, dengan mengatakan kekhawatiran tentang laba dan ekonomi telah mengabaikan pertimbangan keamanan.
Seorang ibu rumah tangga di Tokyo, Setsuko Naoe mengatakan, ia merasa terdorong untuk berdemonstrasi karena para pejabat tidak belajar dari kebocoran Fukushima. Naoe menyesalkan media Jepang, terutama radio Jepang NHK yang semi pemerintah, tidak sungguh-sungguh melaporkan protes. Tapi ia mengatakan hal itu tidak akan mematahkan semangat orang-orang yang bersikap sama dengan dirinya.
Meskipun demonstrasi hari Jumat awal Juli lalu merupakan salah satu yang terbesar di Tokyo dalam beberapa dekade, NHK hanya melaporkan berita mengenai unjuk rasa tersebut selama 20 detik dalam acara berita televisi pukul sembilan malam yang berdurasi 40 menit.
Bagi Mitsukazu Asakawa, demonstrasi ini mengingatkan pada protes menentang Perjanjian Keamanan AS-Jepang yang dihadirinya lebih dari 50 tahun yang lalu.
Menurut Asakawa, sejak tahun 1960, di Jepang belum pernah terlihat demonstrasi jalanan sebesar itu, yang juga berlangsung di lokasi yang sama. Namun demonstrasi ini berbeda, karena tidak terdiri dari orang-orang muda yang radikal, melainkan adalah bagian dari gerakan akar rumput yang beragam. (*)
BACA JUGA: