Senin, 29 September 2025
ABC World

Investasi China di Industri Nikel Bernilai Miliaran Dolar, Bagaimana Kondisi Pekerjanya?

Perusahaan-perusahaan China berinvestasi miliaran dolar untuk industri nikel di Indonesia lewat program Belt and Road. Namun bagi…

ABC Radio Australia
Ada ribuan orang bekerja di kawasan industri nikel di sejumlah lokasi di Indonesia. (Foto: Riza Salman) 

Di Morosi, Sulawesi Tenggara, beberapa operator pemrosesan nikel termasuk Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan Gunbuster Nickel Industry (GNI) dimiliki oleh perusahaan China bernama Jiangsu Delong Nickel Industry.

Kebanyakan yang meninggal adalah pekerja Indonesia

Serikat pekerja, pengawas pertambangan, dan organisasi non-pemerintah lainnya di Indonesia sudah memperingatkan masalah-masalah hak dan keselamatan pekerja selama beberapa tahun.

Organisasi nirlaba Trend Asia baru-baru ini menghitung jumlah kematian yang dilaporkan di lokasi pertambangan nikel selama delapan tahun terakhir dan menemukan kebanyakan yang tewas adalah pekerja Indonesia.

Manajer penelitian Zakki Amali mengatakan analisis laporan berita menemukan 53 orang tewas dalam kecelakaan kerja antara tahun 2015 dan 2022. Empat puluh di antaranya adalah warga lokal dan 13 orang China.

Zakki mengatakan jumlah kematian sebenarnya bisa jauh lebih tinggi karena pemerintah belum memberikan data resmi mengenai kematian pekerja.

"Saya kira data tersebut hanyalah puncak gunung es," ujarnya.

"Saya yakin [pemerintah] mempunyai datanya tetapi tidak bersedia membagikannya kepada publik karena mereka ingin menjaga agar investasi nikel tetap terlihat baik bagi dunia."

"Bagi kami, ini adalah kurangnya transparansi."

ABC sudah menghubungi Kementerian Tenaga Kerja untuk memberikan tanggapan.

Korban jiwa baru-baru ini termasuk Nirwana Selle yang berusia 20 tahun.

Ia "terbakar sampai mati" setelah kebakaran di pabrik peleburan nikel pada Desember 2022.

Bulan September lalu, pekerja lain yang dipekerjakan oleh Gunbuster Nickel Industry, meninggal setelah "ledakan dalam proses pendinginan nikel", menurut pernyataan perusahaan.

Perusahaan mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.

"Perusahaan berharap kesadaran akan pentingnya memahami keamanan dan keselamatan kerja, khususnya dalam kondisi darurat, agar terus ditingkatkan bagi setiap pekerja, sehingga hal seperti ini tidak terulang kembali," demikian pernyataan tersebut.

'Mengalami ancaman dan intimidasi'

Laporan tahun 2022 yang diterbitkan oleh China Labour Watch yang berbasis di New York berjudul 'Trapped: The Belt and Road Initiative's (BRI) Chinese Workers' mengidentifikasi serangkaian masalah yang dihadapi oleh pekerja China di industri nikel Indonesia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan