Senin, 29 September 2025
ABC World

Investasi China di Industri Nikel Bernilai Miliaran Dolar, Bagaimana Kondisi Pekerjanya?

Perusahaan-perusahaan China berinvestasi miliaran dolar untuk industri nikel di Indonesia lewat program Belt and Road. Namun bagi…

ABC Radio Australia
Ada ribuan orang bekerja di kawasan industri nikel di sejumlah lokasi di Indonesia. (Foto: Riza Salman) 

Ding, seorang tukang listrik asal China menceritakan bagaimana ia melihat rekan kerjanya meninggal.

Sebuah crane terbakar dan bekerja selama "175 hari berturut-turut" selama 18 bulan di dua lokasi pertambangan nikel di Indonesia.

Apa yang dilihatnya memicu sikap kritisnya terhadap perusahaan China tempat dia bekerja.

"Ada pepatah kuno China yang mengatakan uang membuat iblis bekerja," kata Ding.

"Selama kamu punya uang, kamu bisa saja melanggar hukum di Indonesia."

Pria berusia 42 tahun ini, yang meminta nama belakangnya tidak dimuat dalam artikel ini, bekerja sebagai tukang listrik di dua perusahaan nikel di Sulawesi antara tahun 2017 dan 2020.

Meski sekarang ia sudah tinggal di Amerika Serikat, Ding mengatakan masih berhubungan dengan mantan rekannya di industri nikel.

"[Tempat kerja] masih sama, sama persis seperti dulu," ujarnya.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia saat ini sedang menyelidiki kondisi para pekerja industri nikel di Indonesia dan berencana untuk segera merilis hasil temuan mereka.

Komisaris Anis Hidayah mengatakan "kurangnya perlindungan terhadap tenaga kerja" baik bagi pekerja lokal maupun asing yang sebagian besar berasal dari China.

Indonesia menjadi penambang dan penyulingan nikel terbesar di dunia, berkat investasi di China yang bernilai miliaran dolar, setelah pemerintah melarang ekspor mineral yang belum diolah pada tahun 2014.

Industri nikel di Indonesia sebagian besar mengolah nikel menjadi baja tahan karat.

Namun banyak perusahaan yang beralih ke pemurnian bijih nikel untuk baterai kendaraan listrik.

Sebagian besar cadangan nikel Indonesia terletak di pulau Sulawesi, yang juga merupakan rumah bagi dua pusat industri nikel yang sudah mapan.

Kawasan Industri Morowali Indonesia (IMIP) di Sulawesi Tengah dimiliki oleh raksasa baja tahan karat Tsingshan Holding Group asal China dan Bintang Delapan Group milik Indonesia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan