Sabtu, 4 Oktober 2025
ABC World

Udara Jakarta Memburuk Lagi, Pakar Ingatkan Penyebabnya dan Putusan Sidang yang Belum Dijalankan

Masih ingat jika Presiden, tiga Gubernur dan tiga menteri pernah dinyatakan bertanggung jawab atas terjadinya pencemaran udara di…

Kualitas udara di Jakarta kembali menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir.

Selasa pagi (13/06), situs IQAir menyatakan kualitas udara di Jakarta berada di peringkat tiga terburuk dunia.

Peringkat Indonesia terus menurun, setelah pekan lalu situs yang sama menunjukkan Jakarta berada di peringkat keempat setelah kota New York, Lahore, dan Dubai,

Indeks kualitas udara di Jakarta pagi tadi berada di angka 155 dengan polutan utama PM 2,5 dan nilai konsentrasi 62.9 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).

Dengan demikian udara di Jakarta dinyatakan dalam kategori tidak sehat.

"Konsentrasi PM 2,5 di Jakarta saat ini 12,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," terang situs IQAir.

Menurut IQAir, angka kualitas udara di Jakarta didapat dari 21 kontributor, termasuk dari PurpleAir, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan AirNow.

Urutan pertama kualitas udara terburuk di dunia hari ini dipegang oleh Dhaka, Bangladesh, yang memiliki indeks kualitas udara 173, dan di urutan kedua adalah Delhi, India, dengan indeks kualitas udara 164.

'Saya tiup saja'

Pejabat Gubernur DKI, Heru Budi Hartono, memberikan komentar soal kualitas udara Jakarta yang membahayakan kesehatan warganya.

"Saya tiup saja," kelakar Heru sambil memeragakan cara meniup di hadapan awak media, Senin (12/06) kemarin.

Meski tidak menjelaskan dengan rinci upaya yang akan ditempuh oleh Pemprov DKI Jakarta, Heru menyebut masalah polusi udara di Jakarta disebabkan bahan bakar kendaraan bermotor, sehingga solusinya adalah mendorong penggunaan kendaraan bertenaga listrik.

"Ya dipercepat motor listrik, mobil listrik, terus bahan bakarnya yang memang memenuhi syarat. Ya, harus semua pihak mengikutilah," kata Heru.

Menurut Pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, mobilitas masyarakat yang terus pulih menjadi penyebab kualitas udara Jakarta kian memburuk.

"Aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat semakin normal, artinya kembali seperti sebelum pandemi Covid-19, berarti potensi kemungkinan besar polusi semakin meningkat," ujar Yayat.

Sumber polusi udara Jakarta

Penggunaan kendaraan pribadi sebagian besar memengaruhi kondisi udara di Jakarta, menurut Yayat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved