Minggu, 5 Oktober 2025
ABC World

Baru 20 Persen Turis China Mengunjungi Australia Walau Perbatasan Internasional Sudah Dibuka

Setelah tiga tahun COVID, Australia berharap gelombang kedatangan turis asal China akan meningkat setelah perbatasan negara itu…

Badan pemasaran perdagangan, Austrade, mengatakan direktur pelaksana Tourism Australia mengunjungi China bulan Maret lalu untuk bertemu dengan mitra penting seperti maskapai penerbangan, dan badan tersebut akan "terus bekerja sama dengan mitra distribusi utama demi merealisasikan kesempatan wisata antara Australia dan China."

"Saya kira pasti ada hubungan dengan geopolitik, perdagangan, dan masalah lain di mana terjadi penurunan. Kita tidak bisa memisahkannya dari situasi saat ini," kata dosen University of Newcastle Paul Stolk.

Stolk yang terlibat dalam proyek bersama pemerintah dan universitas untuk memperluas jangkauan sektor pariwisata menambahkan bahwa pengunjung dari China sering memilih tempat untuk didatangi di mana anggota keluarganya bersekolah.

China merupakan sumber mahasiswa asing terbesar bagi Australia sampai tahun 2019, tapi sekarang mahasiswa dari negara lain lebih banyak sejak Australia membuka perbatasan di tahun 2021.

Kurangnya pemandu wisata juga jadi masalah

Industri wisata Australia juga mengalami masalah kurangnya pemandu wisata yang bisa berbahasa asing, atau personel lain seperti misalnya pengemudi bus.

Menurut kalangan industri tersebut, pandemi COVID menyebabkan melesunya industri wisata yang membuat banyak pekerja yang sebelumnya berkecimpung di bidang ini sekarang banting stir.

"Kami kehilangan banyak staf berkualitas yang sebelumnya banyak tahu mengenai wisata," kata Peter Shelley, direktur pelaksana Australian Tourism Export Council.

"Kami mendengar bahwa banyak warga China yang ingin bepergian dan Australia selalu menjadi salah satu tempat yang ingin dikunjungi namun kapasitas kita untuk melayani terbatas."

Beberapa turis independen asal China di Australia mengatakan kepada Reuters bahwa mereka berkunjung karena memiliki sanak saudara yang bisa mengatur akomodasi dan tur, sehingga mereka bisa mengatasi masalah bahasa dan masalah lainnya.

Dan saat ini turis dari negara lain dari Asia menjadi pengganti turis asal China.

Para pelancong dari India, misalnya, sekarang sudah mencapai angka 80 persen dibandingkan tahun 2019, dan sekarang merupakan kelompok keempat terbesar dari mereka yang berkunjung ke Australia.

Johnny Nee, Direktur Easy Going Travel Services di Perth, yang menghubungkan antara pengunjung China dengan hotel dan kapal pesiar, mengatakan mitranya mengisi kekosongan turis asal China dengan melayani pasar domestik.

"Ketika turis China kembali dalam jumlah besar, saya khawatir bahwa layanan yang ada tidak akan mencukupi permintaan," katanya.

Tianni Ren mengatakan stafnya menikmati kunjungan mereka ke Selandia Baru namun merasa kecewa bahwa mereka tidak bisa mengunjungi destinasi impian utamanya.

"Saya benar-benar berharap bisa berkunjung ke Australia pada kesempatan berikutnya," katanya.

"Kami selalu membayangkan untuk bisa berkunjung ke danau berwarna pink tersebut."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved