Jemaah Masjid Al Aqsa Alami Kekerasan, Indonesia Kecam Tindakan Polisi Israel
Indonesia dan sejumlah negara mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan kepolisian Israel terhadap jemaah di Masjid Al Aqsa. Sementara…
"Tindakan yang dilakukan Israel masuk ke dalam Masjid Al-Aqsa menyerang jemaah adalah pelecehan terhadap upaya Amerika Serikat baru-baru ini yang mencoba menciptakan ketenangan dan stabilitas di bulan Ramadan," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Sehari sebelumnya polisi Israel sudah memasuki masjid ketika mencoba mengusir apa yang mereka sebut para "perusuh" yang mengenakan masker dan mencoba bertahan di dalam masjid, setelah usaha untuk membubarkan mereka lewat dialog gagal dilakukan.
Bulan Sabit Palestina mengatakan 12 warga Palestina terluka dalam insiden pertama, akibat pemukulan dan tembakan peluru karet yang dilakukan polisi Israel. Sementar polisi Israel mengatakan dua petugas mereka terluka.
Penyerangan terhadap 'hak dasar' warga Palestina
Setelah insiden pertama di Masjid Al-Aqsa, Hamas meluncurkan sedikitnya sembilan roket dari Gaza ke Israel yang menimbulkan tindakan pembalasan dari Isreael.
Tidak ada laporan mengenai korban di kedua belah pihak di perbatasan Gaza tersebut.
Pihak Hamas yang menguasai Gaza tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan roket, namun mengatakan hal tersebut adalah jawaban dari tindakan Israel di Al-Aqsa.
Di tahun 2021, insiden serupa menyebabkan terjadi perang selama 10 hari di gaza.
Sebelum insiden kedua di Al-Aqsa, dua roket lagi ditembakkan dari Gaza.
Militer Israel mengatakan satu roket jatuh di lahan terbuka, sementara satu lagi tidak sampai sasaran.
"Kami tidak tertarik dengan peningkatan konflik namun siap dengan skenario apa pun," kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari .
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan kelompok "ekstremis" yang mengurung diri di dalam masjid dilengkapi dengan senjata, batu dan mercon.
"Israel berkomitmen mempertahankan kebebasan beribadah, akses terbuka bagi semua agama dan status quo di Bukit Bait Suci [kompleks yang meliputi Masjid Al-Aqsa], dan tidak akan mengizinkan ekstremis kekerasan mengubah hal tersebut," katanya dalam sebuah pernyataan.
Dalam kesepakatan yang ada, kawasan suci tersebut boleh dikunjugi warga Muslim dan Yahud. Tapi hanya umat Muslim yang boleh beribadah di kompleks Al Aqsa.
Tapi meski sudah ada kesepakatan tersebut, semakin banyak warga Yahudi yang beribadah di sana.
Lembaga Waqf mengatakan tindakan polisi adalah "pelanggaran terang-terangan" terhadap identitas dan fungsi masjid yang merupakan tempat beribadah bagi warga Muslim saja.
"Agresi Israel terhadap Komplek Suci Al-Aqsa adalah penyerangan terhadap hak dasar warga Palestina untuk bisa beribadah bebas di kawasan suci mereka," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina.
ABC/REUTERS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.