Ini Alasan Turis China Belum Tentu akan Datang dalam Jumlah Besar ke Australia
Meski Turis asal China paling banyak membelanjakan uang mereka di Australia, setelah nantinya perbatasan internasional dibuka mereka…
Sebelum pandemi, wisatawan terbesar ke Australia adalah dari China. Jumlahnya 15 persen dari jumlah turis keseluruhan antara Juli 2018 sampai Juni 2019.
Mereka juga menjadi pembelanja terbesar dibandingkan turis lain dari Amerika Serikat, Selandia Baru dan Inggris.
Namun, setelah adanya COVID keadaan berubah drastis.
Menurut Biro Statistik Australia sampai bulan November 2021, jumlah turis terbesar Australia adalah dari Singapura, Inggris dan India.
Dr Crystal Zhang dari RMIT University mengatakan sebelum COVID ada beberapa maskapai dari Australia dan sembilan maskapai China yang terbang langsung dari Sydney dan Melbourne ke berbagai kota di China.
Mereka tidak hanya terbang ke kota besar seperti Beijing dan Shanghai namun juga ke daerah lain seperti seperti Xi'an dan Qingdao.
Menurut Dr Zhang, pasar penerbangan antar dua negara yang melibatkan lebih dari 10 maskapai penerbangan adalah hal yang luar biasa.
"Ini menunjukkan betapa besarnya pasar wisata antara China dan Australia, tapi COVID memicu tantangan baru," katanya.
Sekarang dari sembilan maskapai tersebut, hanya dua yaitu — China Southern and China Eastern — yang mengoperasikan penerbangan ke Australia.
Persyaratan karantina menjadi salah satu kendala
China saat ini menjadi satu-satunya negara besar di dunia yang menganut pendekatan nol kasus COVID.
Sejak virus ditemukan di Wuhan dua tahun lalu, pembatasan ketat, larangan perjalanan, dan testing massal dilakukan untuk mencegah penyebaran kasus di sana.
Adanya pendekatan ketat ini membuat perjalanan mereka untuk masuk dan keluar China juga sangat dibatasi.
Sebagai contoh, pemerintah China sudah membangun batas yang dijaga ketat dengan negara tetangga seperti Myanmar dan Vietnam selama pandemi untuk mencegah pergerakan orang juga akan membawa virus masuk.
Badan Penerbangan Sipil China baru-baru ini mengumumkan, hanya 408 penerbangan internasional yang diizinkan masuk ke China per minggu selama musim dingin antara 31 Oktober 2021 sampai 26 Maret 2022, berkurang dari 644 penerbangan selama musim panas.
Jadi, meski warga China tidak dibatasi bepergian ke luar negeri, pada kenyataannya sulit bagi mereka untuk melakukannya.