Penularan COVID-19 Meningkat di Sekolah yang Guru dan Muridnya Tidak Pakai Masker
Penelitian baru di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pembukaan kembali sekolah tatap muka membuat naiknya angka penularan COVID-19…
Beberapa aturan sudah diterapkan di sekolah tersebut, namun menggunakan masker tidak diwajibkan.
Pencegahan lain juga membantu
Mungkin contoh tidak adanya perlindungan yang memadai di sekolah datang dari Inggris.
Sekolah dibuka kembali bulan September kemarin tanpa keharusan mengenakan masker dan tidak adanya perbaikan sama sekali mengenai ventilasi udara di sekolah.
Dalam masa satu bulan, testing acak yang dilakukan menunjukkan 8 persen murid-murid sekolah menengah, dan 3 persen murid sekolah taman kanak-anak, dan SD mengalami infeksi aktif.
Ini terjadi meski sudah lebih dari 80 persen warga yang berusia 16 tahun ke atas sudah mendapatkan vaksin dua dosis. Karenanya infeksi di kalangan orang dewasa sangat rendah, sekitar 1 persen dari seluruh kelompok umur.
Ini jelas menunjukkan bahwa vaksinasi yang tinggi di kalangan orang dewasa tidaklah cukup untuk melindungi anak-anak karena anak-anak bisa menulari virus ke sesama mereka.
Mengapa perlu melindungi anak-anak
Kita perlu mencegah penularan kasus terhadap anak-anak karena sejumlah alasan.
Pertama meski anak-anak mengalami gejala ringan, sebagian kecil kemudian memerlukan perawatan rumah sakit.
Ini mungkin bukan masalah besar namun ada kemungkinan seluruh 3,8 juta anak-anak di Australia bisa terkena COVID, bila mereka tidak mendapat vaksinasi.
Dari itu, sejumlah kecil mungkin harus dirawat di rumah sakit dan ini bisa membuat rumah sakit anak-anak akan kewalahan, seperti yang terjadi di Amerika Serikat.
Anak-anak yang mengidap COVID bisa juga kemudian mengalami apa yang disebut 'long COVID" (gejala COVID yang berkepanjangan).
Masih belum jelas bagaimana hal tersebut terjadi namun kondisi ini banyak terjadi di Inggris, sehingga pemerintah di sana sudah membuat 15 klinik untuk merawat anak-anak yang mengalami long COVID.
Di Israel, klinik untuk anak-anak long COVID memiliki antrean panjang.
Tingginya tingkat penularan di kalangan anak-anak juga mengganggu sistem pembelajaran di sekolah.
Dua minggu setelah dimulainya tahun ajaran musim gugur di Inggris, sekitar 100 ribu anak-anak absen dari sekolah karena positif atau kemungkinan positif mengidap COVID-19.