Sampah Plastik Australia Berakhir di Desa Bangun, Mojokerto
Pekan lalu Indonesia mengumumkan akan mengembalikan delapan kontainer sampah daur ulang ke Australia, setelah diketahui tercemar dengan…
Meskipun perusahaan-perusahaan itu masih mau mengimpor sampah, namun kata Dr Pickin, Pemerintah China sudah tak mau lagi dan memutuskan untuk menutup pintu bagi sampah impor.
Maka, sampah-sampah itu dikirim ke negara lain termasuk Indonesia, yang kini juga sudah mulai bersikap menolak.
Pekan lalu misalnya, petugas bea cukai menolak 210 ton limbah kertas Australia yang positif terkontaminasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
Namun di Desa Bangun, sangat sedikit warga yang ditemui ABC yang ingin bisnis daur ulang dihentikan.
Mereka percaya, memilah plastik adalah satu-satunya kesempatan untuk kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka.
"Yang penting anak-anak saya tidak berakhir seperti orangtua mereka. Itu saja yang saya inginkan," ujar Supiyati.
Simak berita lainnya dari ABC Indonesia.