Sampah Plastik Australia Berakhir di Desa Bangun, Mojokerto
Pekan lalu Indonesia mengumumkan akan mengembalikan delapan kontainer sampah daur ulang ke Australia, setelah diketahui tercemar dengan…
Menurut Dr Pickin ekspor sampah telah dilakukan Australia selama bertahun-tahun karena lebih murah dibandingkan biaya mengolahnya di dalam negeri.
"Kita sudah lama keenakan dengan biaya daur ulang yang sangat murah (dengan mengirimnya ke negara lain)," jelasnya.
"Mereka telah membayar untuk daur ulang kita dengan sangat baik sehingga menjadi bonanza bagi kami secara finansial. Tapi sekarang kita harus mengatasinya, kita harus membayar sedikit lebih mahal. Toh kita pada dasarnya mengekspor polusi," papar Dr Pickin.
Seorang warga Bangun lainnya yang ditemui ABC, Sugeng, merupakan salah satu dari sedikit penduduk di sana yang tak terlibat bisnis daur ulang.
Dia seorang nelayan yang harus pergi jauh untuk menangkap ikan, tak lagi seperti dulu dia bisa menebar jalanya di sungai terdekat.
Sugeng menunjukkan danau tempatnya biasa berenang ketika masih anak-anak dan kini dalam kondisi berbau menyengat.
Menurut dia, limbah buangan dari pabrik yang memproses kertas daur ulang telah merenggut sebagian kawan masa kecilnya.
"Ketika saya masih kecil, airnya bersih di daerah ini. Kita bisa berenang, bermain, semua masih alami. Tapi tidak ada yang bisa bermain di sungai lagi karena air tercemari pabrik kertas," katanya.
Sugeng percaya semua limbah plastik itu telah membuat desanya sakit.
"Saya tidak bisa pastikan apakah kawan-kawan saya meninggal karena polusi, tapi banyak yang meninggal muda," jelasnya.
"Orang-orang di Solo dan Yogyakarta meninggal karena usia tua, tapi tidak begitu di sini," kata Sugeng.
Pengaruh limbah plastik ini, menurut Prigi Arisandi dari LSM Ecoton, sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
"Orang Surabaya minum dari sungai ini sehingga akan masuk ke dalam tubuh dan darah kita," katanya.
Sejak China menutup keran impor sampah dari berbagai negara, bisnis daur ulang dunia pun mengalami kekacauan. Salah satu dampaknya, kian banyak limbah plastik diselundupkan di antara bahan baku daur ulang kertas.
Tadinya, kata Dr Pickin, perusahaan daur ulang di China menyerap semua sampah tersebut, memilahnya, namun pengolahan residu sangat buruk sehingga menimbulkan banyak polusi.