Iklan Akomodasi Daring Telan Korban Mahasiswa Hingga Rugi 15 Juta Rupiah
Kasus penipuan sebesar 1.520 dolar atau sekitar 14,9 juta rupiah menimpa seorang mahasiswa dari Jepang bernama Shaun yang baru tiba…
Kasus penipuan sebesar 1.520 dolar atau sekitar 14,9 juta rupiah menimpa seorang mahasiswa dari Jepang bernama Shaun yang baru tiba di Melbourne pada Juni 2019.
Sejak ketibaannya, mahasiswa berusia 29 tahun tersebut tinggal di sebuah losmen di pusat kota, tepatnya di jalan Elizabeth Street.
Shaun kini tengah mengambil sertifikat 4 EAL atau program belajar Bahasa Inggris di Universitas RMIT.
Ketika sedang mencari apartemen lewat internet, ia menemukan sebuah situs web yang menampilkan foto sebuah unit apartemen, yang menurut keterangan, terletak di 339 Swanston Street, pusat kota Melbourne.

Karena belum familiar dengan kota ini, Shaun tidak curiga akan informasi palsu tentang apartemen tersebut.
Karena menurut Google Maps, lokasi apartemen di dalam iklan palsu tersebut memang berdekatan dengan kampus Shaun yaitu 350 meter (4 menit jalan kaki).
Akomodasi tersebut juga menawarkan harga yang murah dibandingkan harga sewa apartemen di kota pada umumnya, yaitu sekitar $180 (1,7 juta rupiah) per minggu.
Harga ini sangat berbeda dengan harga apartemen di QVII yang sebenarnya yang adalah $460 (4,5 juta rupiah) per minggu, menurut situs web properti Hayden Melbourne.
Uang tidak bisa kembali
Shaun, yang saat itu tidak memberitahu orangtuanya tentang keputusan menyewa apartemen, berkomunikasi dengan penipu melalui surat elektronik.
Gusti Ariantini atau Ayu, yang adalah ibu tiri dari Shaun, merasa kesal melihat peristiwa yang menimpa anaknya.
Ia langsung melaporkan kejadian ini ke kantor polisi South Melbourne, namun tidak ada tindakan lanjutan karena polisi mengatakan bahwa pelaku tinggal di negara lain.
"Kata polisi Shaun tidak akan bisa dapat kembali uangnya karena kasus ini berurusan dengan orang di luar negara," kata Ayu kepada wartawan ABC Indonesia Natasya Salim.
"Menurut teman saya yang adalah pemeriksa tindakan kriminal, kasus seperti ini baru bisa ditangani kalau jumlah uang yang hilang adalah lebih dari $500.000 (sekitar 4 miliar rupiah)," tambahnya.