Kamis, 2 Oktober 2025
ABC World

Mahasiswa Indonesia di UNSW Sydney Protes Perubahan Sistem Kuliah

Salah satu universitas terbesar di Australia University of New South Wales (UNSW) sekarang menerapkan sistem perkuliahan baru, yaitu…

Menurut Sebastian, sejauh ini baik dari mahasiswa asal Indonesia dan mahasiswa lain yang ditemuinya tidak ada yang mendukung perubahan menjadi tiga kalender akademik tersebut.

Sebastian menjabarkan beberapa hal yang menurutnya menjadi lebih buruk karena sistem kuliah menjadi tiga kali pertahun.

"Ini meningkatkan stres. Dengan kuliah satu semester 10 minggu setiap minggu ada tugas yang harus diserahkan."

"Beban dalam mata kuliah yang diberikan universitas menimbulkan stress di kalangan mahasiswa karena tidak ada waktu bagi kegiatan ekstrakurikuler maupun untuk kegiatan lain," kata Sebastian.

Menurut Sebastian, dengan sistem yang berkelanjutan sepanjang tahun, masa istirahat bagi mahasiswa juga lebih pendek.

"Kami biasanya mendapat liburan di tengah semester, dan sekarang itu tidak ada lagi. Sekarang liburan antar semester hanya dua minggu, padahal sebelumnya satu bulan," tambahnya.

Dan ini menurutnya berpengaruh terhadap para mahasiswa asal Indonesia yang bisa pulang ke Tanah Air selama masa liburan sekarang tidak bisa melakukannya lagi.

Selain itu, menurut Sebastian, dengan sistem kuliah per semester 10 minggu, maka mahasiswa mendapat pengetahuan yang lebih sedikit dibandingkan masa kuliah selama 13 minggu.

Hal yang juga penting menurut Sebastian Chua sebagai mahasiswa internasional adalah bahwa kesempatan untuk magang di perusahaan Australia selagi kuliah menjadi tidak mungkin karena tidak adanya waktu untuk melakukan hal tersebut.

"Magang atau pengalaman kerja di perusahaan Australia biasanya dilakukan sekitar 12 sampai 13 minggu. Bagi mahasiswa internasional ini hampir tidak mungkin bisa dilakukan di perusahaan Australia lagi, padahal mereka juga tidak bisa bekerja penuh waktu selama kuliah karena aturan," katanya lagi.

Dilema staf akademis

Menurut The Sydney Morning Herald (SMH), Serikat Pekerja Pendidikan Tinggi juga menentang perubahan ini. Presiden serikat itu untuk UNSW Sarah Gregson mengatakan staf akademis menghadapi dilema.

"Kalau mereka mengurangi beban kuliah untuk mengurangi stress mahasiswa, ada kemungkinan mahasiswa akan tamat tanpa pengalaman yang memadai untuk masuk ke lapangan kerja," katanya.

Namun Wakil Rektor UNSW bidang akademik Professor Merlin Crossley mengatakan sistem baru ini memberikan kelonggaran bagi mahasiswa.

Sebagai contoh, katanya, mata kuliah yang sebelumnya tidak penuh sekarang bisa menjadi satu mata kuliah penuh per trimester, dan juga mahasiswa yang mengambil tiga mata kuliah per semester akan memiliki satu semester bebas.

Prof Crossley mengakui adanya berbagai masalah yang ditimbulkan oleh perubahan sistem kuliah tersebut namun mengatakan mereka sedang memperbaikinya, dan sejauh ini berjalan dengan baik.

"Kami harus mengubah begitu banyak hal. Memang terjadi perubahan monumental, namun sejauh ini berjalan baik," katanya kepada SMH.

Simak berita-berita ABC Indonesia lainnya di sini

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved