Kalangan Pendidikan di Australia Khawatir Dengan Kerusuhan Pemilu Indonesia
Kerusuhan yang berakhir dengan tindak kekerasan menentang hasil pemilihan presiden yang dimenangkan oleh Presiden Joko Widodo-Ma\'ruf…
Program ini yang melibatkan 14 mahasiswa tersebut akan melakukan kunjungan ke Jakarta, Bali dan Sumatera.
Taufiq Tanasaldy, pengajar senior Studi Asia dan Studi Indonesia yang mengorganisir program tersebut gelisah karena program dua minggu tersebut terancam batal.
"Sudah pasti ada kekhawatiran. Karena dulu pada saat ada bencana alam saja program ini harus dipindahkan dan bahkan sempat dibatalkan. Apalagi kalau sudah masalah keamanan di jalan." katanya kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
Dosen asal Indonesia yang sudah mengajar 10 tahun tersebut berharap agar pemerintah Indonesia dapat menjaga citra negara yang positif agar minat mahasiswa Australia terhadap Indonesia meningkat.
"Pemerintah Indonesia harus benar-benar menjaga kondisi dalam negeri, jangan sampai membuat potensi kunjungan mahasiswa malah dibatalkan," ungkapnya.
"Ini pasti akan berdampak karena mereka tidak akan mengirim atau merilis mahasiswa kalau daerahnya tidak aman."
Peringatan perjalanan masih berlaku
Sementara itu, Monash University di Melbourne terus memantau perkembangan di Indonesia dengan seksama.
Ini disebabkan karena Monash sekarang memiliki program bernama Global Immersion Guarantee (GIG) dimana para mahasiswa tahun pertama di universitas tersebut dari Jurusan Seni dan Studi Global dikirim ke Indonesia untuk belajar lebih jauh mengenai bahasa dan kehidupan di sana.
Yacinta Kurniasih sebagai salah satu penyelenggara GIG yakin bahwa program yang akan diadakan Januari 2020 masih akan tetap berjalan.
"Kami memonitor situasi tapi tetap optimistis akan mengirim mahasiswa dalam program GIG."
Program GIG Monash University baru dimulai di tahun 2018 dimana setiap tahunnya universitas tersebut akan mengirimkan ratusan mahasiswa untuk melakukan perjalanan ke Indonesia.
Sementara itu di media sosial seorang peneliti asal Indonesia yang sekarang bekerja di Universitas Melbourne menulis kekecewaannya soal kerusuhan di Jakarta yang dirasakan dampaknya terhadap kerjasama penelitian antara Indonesia dan Australia.
Karena adanya kerusuhan tersebut, Universitas Melbourne juga menaikkan peringatan perjalanan ke level 3.
"Yak terimakasih para perusuh jalanan dan politisi yang mengompori, Melb Uni menaikkan travel warning Indonesia ke level 3."